Selamat Idul Fitri

Selamat Idul Fitri
Idul Fitri

Selasa, 18 Juli 2017

Perppu Ormas Untuk Kesatuan Bangsa

Info Sambas -
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo telah menandatangi Peraturan Pemerintah pengganti Undang - Undang yang merevisi 4 pasal dalam UU No.17 Tahun 2003.
Adapun Tujuan dari penerbitan Perppu No.2 Tahun 2017 adalah :




1. Penguatan terhadap Pancasila dan UUD 1945.
2. Antisipasi penyebaran radikalisme pada Ormas.
3. Menertibkan Ormas yang berpotensi bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.
4. Memberi peringatan terhadap Ormas yang berniat bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.
5. Pedoman untuk menerapkan sanksi terhadap Ormas yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.

Untuk lebih jelasnya tentang Perppu No.2 Tahun 2017 dapat kita lihat dari vidio berikut ini :



Jumat, 30 Juni 2017

Wonderful West Kalimantan 2017

Info Sambas - Wonderful West Kalimantan 2017  - Dalam rangka meningkatkan dan mengenalkan sektor pariwisata dan kebudayaan Kabupaten Sambas,  Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Sambas melaksanakan kegiatan Wonderful West Kalimantan yang bertempat di Pelabuhan Sintete. Acara Wonerful West Kalimantan ini di mulai dari tanggal 1 Juli s/d 5 Juli 2017. Kegiatan Wonderful West Kalimantan ini dirangkai dengan kegiatan Rally Kapal Layar Internasional ( Yacht Rally ) yang di ikuti oleh Yachter dan operator Yacht Rally Internasional yang berasal dari berbagai negara.

Pembukaan Wonderful West  Kalimantan ini diawali dengan acara Welcome Ceremony yang menampilan tarian persembahan dan atraksi silat. Acara dilanjutkan dengan sambutan dari Pemerintahan Setempat dan jajaran Pengurus Pelabuhan sintete.

Acara dimulai dari Pelabuahan Sintete dan dilanjutkan dengan berkunjung ketempat wisata, melihat kebudayaan lokal, berkunjung  ke perkuebunan jeruk, serta wisata kuliner.


Pemerintah Kabupaten Sambas berharap dengan adanya kegiatan Wonderful West Kalimantan ini pariwisata Sambas akan maju dan banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal dan mancanegara.
Atrakasi Silat di Wonderful West Kalimantan Welcome Ceremony Tarian Persembahan Wonderful West Borneo

LOGO KESULTANAN SAMBAS ALWATZIKHOEBILLAH

LOGO KESULTANAN SAMBAS
ALWATZIKHOEBILLAH

Sabtu, 24 Juni 2017

INFO SAMBAS MENGUCAPKAN 
SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1438 H
MOHON MAAF LAHIR BATHIN 

" MARI KITA JAGA PERSATUAN DAN KESATUAN NKRI "




Rabu, 07 Juni 2017

Fatwa MUI, Haram Bergunjing (Bakarlota) di Medsos

Bagi yang senang bergunjing alias bakarlota di media sosial (medsos) sebaiknya dihentikan. Selain tak banyak manfaat, kegiatan tersebut masuk dalam kategori perbuatan haram.
Hal itu mengacu pada fatrwa yang dikeluarkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang hukum dan pedoman bermuamalah melalui media sosial (medsos). Ketua Umum MUI KH Ma’ruf Amin menyatakan, fatwa tersebut dikeluarkan atas makin maraknya aktivitas di medsos yang memberikan dampak buruk.
”Ini berawal dari keprihatinan. Medsos itu ada manfaatnya, tapi juga ada dosanya,” tutur Ma’ruf pada sesi diskusi di kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) kemarin (5/6).
Menurut Ma’ruf, aktivitas medsos saat ini sudah mengarah pada kebencian dan permusuhan. Hal itu juga yang kemudian menguasai medsos. Padahal, dua perbuatan tersebut dilarang dalam Islam.
Ma’ruf menilai penggunaan medsos yang seperti itu merusak dan menimbulkan bahaya. Bagi ulama, kata dia, kerusakan harus ditolak. ”Bagaimana caranya? Ya, bahaya harus dihilangkan. Kita mungkin tidak bisa menghindari (menggunakan medsos, Red) itu. Tapi, kita bisa mencegah agar tidak menimbulkan kerusakan,” jelasnya.
Fatwa tersebut memuat beberapa poin yang haram dilakukan umat Islam di medsos. Sekretaris Komisi Fatwa MUI Asrorun Ni’am Sholeh membeberkan, setiap muslim yang bermuamalah (bersosialisasi) melalui medsos diharamkan untuk melakukan ghibah (penyampaian informasi spesifik ke suatu pihak yang tidak disukai), fitnah, namimah (adu domba), dan penyebaran permusuhan.
Aksi bullying, ujaran kebencian, dan permusuhan atas dasar suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA) juga diharamkan. Begitu juga penyebaran hoax serta informasi bohong. ”Meskipun dengan tujuan baik, seperti informasi tentang kematian orang yang masih hidup, itu diharamkan,” katanya menjelaskan poin-poin fatwa tersebut.
Ni’am menambahkan, menyebarkan materi pornografi, kemaksiatan, dan segala hal terlarang secara syari serta menyebarkan konten yang benar tetapi tidak sesuai waktu dan tempatnya juga dilarang. Produksi, penyebaran, dan pemberian akses informasi yang tidak benar kepada masyarakat, jelas Ni’am, juga dilarang.
Begitu juga menyebarkan konten hoax serta mencari-cari informasi mengenai aib, gosip, dan kejelekan orang lain. Memproduksi atau menyebarkan informasi yang bertujuan membenarkan yang salah atau menyalahkan yang benar hukumnya juga haram. ”Juga menyebarkan konten yang bersifat pribadi ke khalayak, padahal konten itu tidak patut, juga haram,” tandasnya.
Ni’am juga menyinggung aktivitas buzzer di medsos yang menjadikan penyediaan informasi hoax, ghibah, dan hal lain yang sejenis sebagai profesi untuk memperoleh keuntungan. Baik ekonomi maupun nonekonomi. Berdasar fatwa tersebut, kegiatan itu hukumnya haram. ”Demikian juga orang yang menyuruh atau mendukung jasa dan orang yang memfasilitasinya, juga diharamkan,” tegasnya.
Dengan diterbitkannya fatwa tersebut, Ma’ruf Amin berharap pemerintah maupun DPR bisa mengadopsinya menjadi peraturan perundang-undangan agar ada tindak lanjutnya. Menurut dia, peraturan perundang-undangan merupakan bentuk ketegasan pemerintah untuk melawan aktivitas negatif di medsos.
Melalui peraturan itu juga, kata Ma’ruf, ada upaya pemerintah untuk mengedukasi masyarakat. Apalagi, dalam waktu dekat ada pilkada serta pileg dan pilpres. ”Kalau tidak melakukan antisipasi sejak awal, kondisi bangsa dan negara bisa tambah parah. Ini menjadi tanggung jawab kita bersama,” tuturnya.
Menkominfo Rudiantara mendukung penuh penerbitan fatwa tersebut. Menurut dia, fatwa itu bisa menjadi acuan untuk peraturan perundang-undangan. Saat ini, terang Rudiantara, pihaknya sedang merevisi PP 82/2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik.
”Ini (fatwa) seperti darah segar untuk peraturan perundang-undangan. Keluarnya fatwa ini jadi rujukan yang lebih luas bagi anggota panel untuk menentukan konten mana yang harus dibatasi atau ditutup aksesnya,” ungkap dia. 
Sumber : hargo.co.id

Minggu, 04 Juni 2017

Rakyat Indonesia Menolak Khilafah ISIS dan HTI

Gagasan pendirian khilafah ditolak oleh rakyat Indonesia. Demikian kesimpulan hasil survei opini publik yang dirilis oleh Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), 4/6. Survei yang dilakukan pada bulan Mei 2017 secara nasional itu menemukan bahwa dari 66,4% yang tahu ISIS (negara Islam Irak dan Syiria), 89,6% menyatakan tidak atau sangat tidak setuju dengan perjuangan mereka. Bahkan 91,3% di antaranya mendukung negara melakukan pelarangan. 
Lebih jauh, hasil survei yang dipaparkan oleh peneliti utama SMRC, Saiful Mujani, itu juga menemukan bahwa 9 dari 10 (89,3%) rakyat Indonesia menganggap ISIS adalah ancaman pada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bersendikan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. 92,9% menyatakan ISIS tidak boleh hidup di Indonesia.
Bagaimana dengan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang juga memiliki gagasan dan perjuangan pendirian khilafah? Tidak berbeda dengan ISIS, penolakan pada organisasi ini juga sangat tinggi. Dari 28,2% warga yang tahu, 56,7% mengetahui HTI memperjuangkan gagasan khilafah. 68,8% warga menyatakan menolak perjuangan mereka. Sementara dari 75,4% yang tahu niat pemerintah membubarkan HTI, 78,4% menyetujuinya. 
Temuan ini sejalan sikap umum masyarakat Indonesia (99%) yang bangga sebagai warga negara Republik Indonesia. Ketika ditanya apakah bersedia menjadi relawan penjaga NKRI, 84,5% menyatakan bersedia dan sangat bersedia.
Dukungan pada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 nampak masih sangat solid dalam temuan ini, yakni 79,3%. Namun begitu, ada 9,2% rakyat yang menganggap bahwa bentuk NKRI perlu diganti menjadi negara Islam atau khilafah yang bersandar pada al-Qur’an, hadits dan pendapat ulama tertentu.
Survei ini juga menemukan 14,5% warga menganggap Indonesia sekarang ini melemah dan karenanya berada dalam ancaman besar. 89,3% di antaranya menganggap hal itu adalah masalah yang sangat serius. Bahkan 75% (10% dari total populasi nasional) di antaranya menganggap Indonesia, karena itu, akan terjerumus dalam perang saudara.
Sementara itu, yang dianggap sebagai penyebab utama adalah karena adanya ancaman dari paham-paham agama tertentu (39,4%). Dalam jumlah yang jauh lebih rendah karena pelaksanaan negara dan elite yang hanya memikirkan kepentingan mereka sendiri. Dalam jumlah yang lebih kecil lagi kekhawatiran itu bersumber dari ketimpangan kesejahteraan antara warga ataupun antara daerah.
Pertanyaan Survei
Survei yang menggunakan dana CSR SMRC ini bertujuan untuk merespons pertanyaan yang muncul di masyarakat terkait isu-isu fundamental negara-bangsa yang mengemuka belakangan ini, yaitu tentang apakah Indonesia dalam bentuk yang sekarang bisa bertahan? Menurut Saiful Mujani, pertanyaan itu muncul bukan terutama karena perubahan sosial ekonomi, seperti ketimpangan pendapatan, karena hal itu bukan gejala baru, sementara kekhawatiran soal kelangsungan NKRI relatif baru. Demikian pula dengan intoleransi dan teror, hal itu juga bukan gejala baru.
Karena itu, lanjut Mujani, kemungkinan yang paling kuat menjadi penyebab menguatnya keprihatian akan kelangsungan NKRI adalah munculnya fenomena gerakan ISIS yang secara eksplisit memperjuangkan gagasan penggantian dasar dan bentuk negara.
Kekhawatiran itu, menurut Mujani, tidak berlebihan mengingat expose media tentang bagaimana Irak dan Syiria hancur lebur di bawah teror dan kekuasaan ISIS begitu tinggi. Pada saat yang sama, Indonesia memiliki pengalaman sejarah gerakan Darul Islam (DI) atau Tentara Islam Indonesia (TII) dan Negara Islam Indonesia (NII) yang lebih belakangan. Dan sekarang yang secara terang-terangan mengkampanyekan cita-cita pendirian khilafah adalah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).  “Kecemasan itu beralasan karena ISIS seperti membangunkan “yang sedang tidur” di tanah air,” kata Saiful Mujani.
Faktor-faktor Terkait
Survei ini juga melacak faktor-faktor yang mempengaruhi sikap publik pada ISIS dan HTI. Rasa nasionalisme merupakan faktor paling penting yang memunculkan sentimen negatif warga pada ISIS, bukan sentimen terhadap demokrasi maupun kondisi sosial-ekonomi, politik, hukum, maupun keamanan. 
Berbeda dengan sikap terhadap ISIS, nasionalisme bukan faktor penting bagi simpati atau antipati pada HTI.  Yang memperlemah HTI adalah komitmen pada demokrasi, dan kondisi  positif di tanah air dalam ekonomi, politik, hukum, dan keamanan, serta kinerja kepemimpinan nasional. Memburuknya kondisi faktor-faktor tersebut dapat memperkuat dukungan pada HTI. 
Secara politik kepartaian, dukungan pada HTI beririsan dengan dukungan pada partai politik tertentu. Sikap positif pada HTI cenderung lebih banyak ditemukan pada pendukung PKS dan PPP. Secara demografis, sikap positif pada HTI dapat ditemukan lebih banyak di kalangan warga perkotaan, dan berumur lebih muda.
Di akhir paparannya, Saiful Mujani menyimpulkan bahwa jika sikap publik diartikan sebagai sikap kebanyakan orang, maka “ISIS, HTI, dan yang sejenis dengan itu adalah musuh publik Indonesia (public enemy).” [SA]
Download hasil survey disini
Sumber : Syaiful Muzani

PESONA TEMAJUK 2 SEKTOR KESEHATAN SAMBAS

Pesona Temajuk 2
Info Sambas - Program Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan RI secara khusus mengingatkan masyarakat untuk menjaga kesehatan melalui gerakan masyarakat hidup sehat guna mewujudkan Indonesia Sehat. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS), dalam kehidupan sehari-hari, praktik hidup sehat merupakan salah satu wujud Revolusi Mental. GERMAS mengajak masyarakat untuk membudidayakan hidup sehat, agar mampu mengubah kebiasaan-kebiasaan atau perilaku tidak sehat. Rencana penyelenggeraaan kegiatan ini kami sejalankan dengan Hari Buah Sedunia, yang diperingati 1 Juli oleh seluruh dunia, 
Melalui momen krusial Gerakan Masyarakat Hidup Sehat, Dinas Kesehatan mesinergiskan dengan kondisi alam desa Temajuk yang merupakan lokasi  wisata yang indah. Sebagai kepedulian Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat khususnya daerah perbatasan dan pariwisata Kabupaten Sambas, dengan ini kami menyelenggarakan “Pesona Temajuk 2 Sektor Kesehatan. 
Maksud dan tujuan Pesona Temajuk 2 Sektor Kesehatan, adalah melakukan perubahan perilaku kearah yang lebih sehat dengan meningkatkan kebiasaan mengkonsumsi buah dan sayur. Melalui perilaku sehat ini, risiko mengalami berbagai penyakit dan asalah kesehatan di masa depan akan dapat diminimalisir. Selain itu, Pesona Temajuk 2 Sektor Kesehatan juga bertujuan mengenalkan destinasi di desa temajuk kepada wisatawan domestik maupun wisatawan dari luar negeri
Kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan di Desa Temajuk Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas pada tanggal 7 - 9 Juli 2017. Adapun rangkaian rencana kegiatan Pesona Temajuk 2 Sektor Kesehatan ini adalah :

1. MAKAN BUAH MASSAL
Mengenalkan lebih dini kepada masyarakat betapa pentingnya mengkomsumsi buah.

2. SENAM MASSAL DAN KEBUGARAN
Gagasan senam sehat dan kebugaran jasmani dalam ajang  wonderful indonesia Pesona Temajuk adalah upaya tepat guna  menciptakan “Masyarakat sehat untuk Indonesia”


3. FESTIVAL ANEKA KULINER
Peserta festival  adalah penjamah makanan / masyarakat umum yang bertempat tinggal di wilayah Kabupaten Sambas dan sekitar, dan dapat diikuti oleh peninjau/undangan yang telah ditetapkan oleh penyelenggara sebagai penyemarak (pengembira) Pesona Temajuk. Aneka kuliner yang akan di tampilkan oleh peserta festival dalam ajang Pesona Temajuk 2 Sektor Kesehatan, adalah masakan yang bahan dasarnya terdapat di Kabupaten Sambas.

4. FESTIVAL TANAMAN GIZI DAN OBAT KELUARGA
Melalui lomba kebun gizi dan obat keluarga diharapkan lebih mengenalkan buah dan sayuran yang bermanfaat pada asupan gizi masyarakat juga berkhasiat menjadi obat keluarga.

5. HIBURAN RAKYAT
Atraksi/kegiatan pentas hiburan disajikan dalam kemasan klossal seperti seni tari budaya nusantara, tari dan lagu-lagu daerah sambas dsb, serta sajian band dangdut untuk menyemarakan Pesona Temajuk.2 Sektor Kesehatan.

6. PELAYANAN KESEHATAN GRATIS
Pelayanan kesehatan gratis melalui bakti social Ikatan Bidan Indonesia (IBI) cabang Sambas berupakan deteksi secara dini kanker serviks untuk Wanita Usia Subur (WUS) melalui pemeriksaan IVA.

Mari kita ikuti dan ramaikan Kegiatan Pesonan Temajuk 2 Sektor Kesehatan yang akan dilaksanakan.

Kamis, 18 Mei 2017

Kesbangpol Sambas Mengajak Ormas Untuk Menjaga dan Memelihara KAMTIBNAS

Pembinaan Ormas Oleh Kesbangpol Sambas
Info Sambas - Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Sambas pada pada acara pembinaan organisasi masyarakat yang dilaksanakan di Aula Bappeda Sambas mengajak ormas-ormas berperan aktif dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Acara pembinaan dengan tema Peran Serta ORMAS dalam menjaga dan memelihara KAMTIBNAS ini dibuka oleh perwakilan dari Bupati Sambas dan dihadiri juga oleh AKBP Abdul Mutholib ( Kasat Binmas Polres Sambas ), Eko Purnomo, S.H  ( Kasi Opsdal Satpol PP ), serta perwakilan dari ormas-ormas yang ada di Kabupaten Sambas.

Pada acara ini Pimpinan Kesbangpol Sambas Menyampaikan dan mengajak ormas dan masyakrat untuk saling menghargai dalam berkehidupan. Acara yang diselenggarakan pada tanggal 18 Mei 2017 ini dihadiri sekitar 50 orang perwakilan ormas lintas etnis dan agama yang ada di Kabupaten Sambas. Pelaksanaan kegiatan ini bertujuan agar Ormas atau masyarakat mampu untuk menumbuh kembangkan sikap mental serta meningkatkan kepekaan masyarkat dan daya tanggap masyarkat dalam mewujudkan kemanan dan ketertiban lingkungan masing - masing.

Pada kesempatan ini AKBP Abdul Mutholib sebagai perwakilan Polres Sambas yang sekaligus menjabat sebagai Kasat Binmas menyampaikan dan mengajak Ormas dan masyarakat agar tidak terprovokasi dengan isu - isu yang tidak bertanggung jawab dan tidak dapat dipastikan kebenarannya yang sedang beredar dimasyarakat. Beliau juga menyampaikan bahwa  menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat juga telah diatur dalam UU No 2 Tahun 2002 yang mana urutan pertama dalam UU itu adalah memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat,  hal ini bertujuan untuk mencegah timbulnya kriminal.

Eko Purnomo, S.H  yang menjabat sebagai  Kasi Opsdal Satpol PP sekaligus perwakilan dari Satpol PP Kabupaten Juga menyampaikan bahwa Ormas yang bersifat intoleran merupakan ormas yang tidak sesuai dengan fungsi dan tujuan ormas sesuai dengan dasar negara dan undang-undang negara. Ormas diharapkan menjadi leading sektor dalam pembangunan dimasyatakat. Fungsi ormas adalah menjaga dan melestarikan norma-norma yang ada dimasyarakat. Beliau juga menyampaikan bahwa pihak penegak hukum siap untuk membantu masyarakat baik dalam hal konsultasi atau hal lainnya.

Demikian Info Sambas Terbaru 


Selasa, 16 Mei 2017

Forum Komunikasi Pemuda Melayu Kalbar Tak Pernah Beri Instruksi Mengikuti Aksi 20 Mei

Beredarnya pesan berantai dari aplikasi WhatsApp mengatasnamakan Hendi Sutarsa tentang informasi titik pemondokan peserta aksi 20 Mei 2017 di Pontianak, tidak benar.
Sekretaris Persatuan Forum Komunikasi Pemuda Melayu (PFKPM) Kalbar ini mengatakan, secara organisasi, PFKPM Kalbar tidak pernah memberi instruksi kepada pengurus serta anggota di seluruh Kalbar untuk datang ke Pontianak mengikuti aksi 205.
“Saya tegaskan secara organisasi kami sudah meminta para pengurus dan anggota PFKPM tidak datang ke Pontianak,” kata Hendi Sutarsa saat memberikan klarifikasinya ke Kantor Tribun Pontiananak, Selasa (16/5/2017) malam.
Ia mengatakan pesan yang mulai diterima sekitar pukul 17.00 WIB membuatnya terkejut. Dirinya sama sekali tidak pernah melakukan konsolidasi terkait aksi 205, apalagi menjadi koordinator aksi.
“Saya merasa dirugikan dan terseret-seret oleh oknum yang berusaha membawa untuk ikut terlibat dalam aksi tersebut,” kata Hendi.
Ia berharap klarifikasi yang diberikan dapat diketahui secara luas bahwa tidak ada mobilisasi massa yang dilakukan atas namanya secera pribadi maupun secara organisasi PFKPM kalbar.
Penulis: Hamdan Darsani
Editor: Marlen Sitinjak

Minggu, 14 Mei 2017

Yang Tidak Makan Ikan Akan Ditenggelamkan

“Yang Tidak Makan Ikan Saya Tenggelamkan”

Info Sambas - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti melalui vidio pendeknya mengkampanyekan untuk mengkonsumsi ikan kepada seluruh masyarakat Indonesia.

Negera Indonesia merupakan negara maritim dengan laut yang luas dan segala kekayaan lautnya. Ikan merupakan salah satu bagian dari kekayaan laut Indonesia.  Melalui vidio pendeknya menteri kelautan dan perikanan mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk tambah minat dan menyenangi makan ikan karena ikan sehat dan banyak protein. Melalui vidio pendek ini juga menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia berharap dengan mengkonsumsi ikan, rakyat akan tumbuh sehat karena banyak makan ikan.

Dengan mengkonsumsi ikan terutama ikan tangkapan nelayan lokal, pertumbuhan perekonomian akan menjadi lebih baik dan meningkat, serta ikan ini pastinya bebas pengawet dan bahan yang berbahaya.

Diakhir vidio singkatnya, menteri susi mengajak untuk mengkonsumsi ikan dengan bahasa khasnya yaitu “ Yang Tidak Makan Ikan Saya Tenggelamkan”.

Jadi, marilah kita lebih banyak mengkonsumsi ikan.

Berikut vidionya ...



Sabtu, 13 Mei 2017

Tak Hanya PDIP, Ormas Melayu Juga Cecar Tindakan Ketua POM

Pontianak – Persatuan Orang Melayu (POM) terpaksa harus menelan pil pahit berupa pembekuan organisasi. Lantaran Pendiri sekaligus Ketua POM Agus Setiadi mem-posting seruan bernada provokatif di laman Facebook-nya, organisasi ini pun jadi tumbal.
Diketahui, pada tanggal 8 Februari 2017, akun Facebook Agus Setiadi (Agus Trader) melayangkan satu post sekitar pukul 09.22 WIB.
“Jika aksi jalan santai nanti di Jakarta dibubarkan paksa oleh polisi kemudian jatuh korban muslim, maka ketahuilah wahai Mr. Presiden Jokowi dan pendukungnya, akan kami bakar dan bantai antek-antek PKI (Partai Komunis Indonesia) yang mulai bangkit karena mereka adalah perusak NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) yang kejam.” Demikian isi post Agus Trader.
Membaca postingan tersebut, Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Pontianak, Andrew Yuen, langsung melaporkannya ke Dit Reskrimsus Polda Kalimantan Barat beberapa waktu lalu. Menurutnya, apa yang ditulis oleh Agus, jelas merupakan ujaran kebencian terhadap PDI-P.
“Dalam hal ini, Partai PDI Perjuangan adalah pendukung Joko Widodo dan pemerintahannya,” terang Andrew seusai membuat pelaporan atas postingan Agus.
Tentu, lantaran bernada kebencian terhadap golongan tertentu, tindakan Agus seperti itu pun jelas melanggar Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Apalagi pasca beredarnya postingan tersebut, reaksi dan tanggapan dari sejumlah netizen bermunculan. Sekitar 80 persen menganggap Agus sebagai provokator.
Selain ujaran, sejak Januari sampai hari ini, Agus juga kerap mem-posting sejumlah foto berbentuk meme.
“Intinya, di akun tersebut tertulis adalah “Awas Bahaya Laten PKI” dan segala macam yang dialamatkan pada PDI Perjuangan,” tambah Andrew.
Awalnya, postingan Agus ini dianggap kekanak-kanakan. Itu sebabnya pihak PDI-P Kota Pontianak tak terlalu menggubrisnya. Tetapi lama-kelamaan, Agus terus mem-posting hal yang sama.
Ya, tegas Andrew, rangkaian postingan Agus terus bernada kebencian pada Megawati selaku Ketua Umum PDI Perjuangan, termasuk pada Presiden RI Joko Widodo dan pemerintahannya sebagai jebolan PDI-P.
Lantaran terus berlaku seperti itu, selaku Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan, Andrew merasa bahwa Agus punya persoalan tersendiri dengan partainya. Ia pun ingin mempertanyakan langsung alasan sebenarnya dari Agus mengapa bertindak sebenci itu.
“Saya Wakil DPC PDI-P Kota Pontinak, saya ingin mempertanyakan sebenarnya ada masalah apa antara dia dengan kita (PDI-P). Kalau dia menganggap kita adalah sebuah persoalan, saya perlu bertanya,” tegas Andrew kembali.
Lebih jauh, Andrew ingin mempertanyakan apa landasan akademik dari Agus sehingga berani menuding dan mengidentikkan PDI-P dengan “Partai Terlarang” PKI. Termasuk ingin mengetahui alasan dari asumsi Agus yang juga menyebut PDI-P sebagai partai yang memusuhi Islam.
“Padahal saya bersama kawan-kawan lainnya jelas-jelas tidak pernah berubah aqidah. Kami di PDI Perjuangan justru menegakkan amar ma’ruf nahi munkar,” ungkap Adrew.
Tak hanya dari pihak PDI-P Kota Pontianak, sejumlah ormas Melayu pun menyatakan dan mempertanyakan kapasitas Agus selaku Ketua POM. Agus, dalam kapasitasnya itu, dinilai telah mencoreng nama baik orang Melayu. Apalagi karena tindakan provokatifnya secara sepihak ini, organisasi POM jadi tumbalnya.


PDIP Pontianak Laporkan Ketua POM ke Polisi Gara-Gara Ujaran Kebencian

Pontianak - Persatuan Orang Melayu (POM) terpaksa harus menelan pil pahit berupa pembekuan organisasi. Lantaran Pendiri sekaligus Ketua POM Agus Setiadi mem-posting seruan bernada provokatif di laman Facebook-nya, organisasi ini pun jadi tumbal. 

Diketahui, pada tanggal 8 Februari 2017, akun Facebook Agus Setiadi (Agus Trader) melayangkan satu post sekitar pukul 09.22 WIB.
“Jika aksi jalan santai nanti di Jakarta dibubarkan paksa oleh polisi kemudian jatuh korban muslim, maka ketahuilah wahai Mr. Presiden Jokowi dan pendukungnya, akan kami bakar dan bantai antek-antek PKI (Partai Komunis Indonesia) yang mulai bangkit karena mereka adalah perusak NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) yang kejam.” Demikian isi post Agus Trader.

Membaca postingan tersebut, Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Pontianak, Andrew Yuen, langsung melaporkannya ke Dit Reskrimsus Polda Kalimantan Barat beberapa waktu lalu. Menurutnya, apa yang ditulis oleh Agus, jelas merupakan ujaran kebencian terhadap PDI-P.
“Dalam hal ini, Partai PDI Perjuangan adalah pendukung Joko Widodo dan pemerintahannya,” terang Andrew seusai membuat pelaporan atas postingan Agus.
Tentu, lantaran bernada kebencian terhadap golongan tertentu, tindakan Agus seperti itu pun jelas melanggar Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Apalagi pasca beredarnya postingan tersebut, reaksi dan tanggapan dari sejumlah netizen bermunculan. Sekitar 80 persen menganggap Agus sebagai provokator.
Selain ujaran, sejak Januari sampai hari ini, Agus juga kerap mem-posting sejumlah foto berbentuk meme.
“Intinya, di akun tersebut tertulis adalah “Awas Bahaya Laten PKI” dan segala macam yang dialamatkan pada PDI Perjuangan,” tambah Andrew.
Awalnya, postingan Agus ini dianggap kekanak-kanakan. Itu sebabnya pihak PDI-P Kota Pontianak tak terlalu menggubrisnya. Tetapi lama-kelamaan, Agus terus mem-posting hal yang sama.
Ya, tegas Andrew, rangkaian postingan Agus terus bernada kebencian pada Megawati selaku Ketua Umum PDI Perjuangan, termasuk pada Presiden RI Joko Widodo dan pemerintahannya sebagai jebolan PDI-P.
Lantaran terus berlaku seperti itu, selaku Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan, Andrew merasa bahwa Agus punya persoalan tersendiri dengan partainya. Ia pun ingin mempertanyakan langsung alasan sebenarnya dari Agus mengapa bertindak sebenci itu.
“Saya Wakil DPC PDI-P Kota Pontinak, saya ingin mempertanyakan sebenarnya ada masalah apa antara dia dengan kita (PDI-P). Kalau dia menganggap kita adalah sebuah persoalan, saya perlu bertanya,” tegas Andrew kembali.
Lebih jauh, Andrew ingin mempertanyakan apa landasan akademik dari Agus sehingga berani menuding dan mengidentikkan PDI-P dengan “Partai Terlarang” PKI. Termasuk ingin mengetahui alasan dari asumsi Agus yang juga menyebut PDI-P sebagai partai yang memusuhi Islam.
“Padahal saya bersama kawan-kawan lainnya jelas-jelas tidak pernah berubah aqidah. Kami di PDI Perjuangan justru menegakkan amar ma’ruf nahi munkar,” ungkap Adrew.
Tak hanya dari pihak PDI-P Kota Pontianak, sejumlah ormas Melayu pun menyatakan dan mempertanyakan kapasitas Agus selaku Ketua POM. Agus, dalam kapasitasnya itu, dinilai telah mencoreng nama baik orang Melayu. Apalagi karena tindakan provokatifnya secara sepihak ini, organisasi POM jadi tumbalnya
Sumber : redaksikota.com

HTI dan ISIS memiliki Tujuan Sama? Ini Ulasannya

Hizbut Tahrir adalah organisasi berhaluan Islam yang bersifat melintas batas negara dan bangsa (transnasional) yang berdiri tahun 1953 di Yerussalem oleh Syaikh Taqiuddin al-Nabhani dari Palestina. Sejak berdirinya, Hizbut Tahrir sudah menyebar di lebih dari 50 negara dan memiliki jutaan anggota di seluruh dunia.
Organisasi yang dicap sebagai kelompok radikal ini sangat aktif memainkan peran di dunia barat, khususnya di Inggris, juga beberapa negara Arab dan Asia Tengah, meskipun dilarang di banyak negara. Mereka membentuk kelompok studi kecil, berhubungan dengan media massa, berkolaborasi dengan organisasi muslim lainnya, juga membuat konferensi-konferensi untuk mengusung khilafah.
Khilafah adalah sebuah sistem pemerintahan yang menggunakan hukum (syariat) Islam berbentuk negara federasi dipimpin oleh kepala pemerintahan tunggal yang disebut khalifah. Jadi, seluruh negara anggota Hizbut Tahrir harus tunduk dalam perintah seorang khalifah.
Hizbut Tahrir dalam istilah demokrasi adalah sebuah partai; partai yang mengusung satu ideologi agama sebagai sistem suatu pemerintah atau gabungan pemerintahan dalam satu kekuasaan. Satu partai tunggal yang ingin menguasai seluruh dunia di bawah kendali satu atau segelintir orang.
Hizbut Tahrir hadir dengan cara mengeksploitasi semua persoalan kebangsaan, kekurangan, dan kegagalan negara atau penderitaan masyarakat dengan satu solusi yaitu khilafah. Untuk mengatasi semua masalah ekonomi, kemiskinan, tata kelola pemerintahan, korupsi, pelanggaran hukum, juga mencapai kemajuan dan sejahteraan hanyalah dengan mengubah sistem negara menjadi khilafah. Semua metode dan variabel pembangunan dinegasikan, semua cara memajukan dan mensejahterakan rakyat tidak akan tercapai atau tidak dapat dibenarkan kecuali melalui sistem khilafah.
Sebuah pandangan yang melompat atau tidak 'nyambung' secara metodologi.
Bagaimana bisa menjelaskan semua persoalan kehidupan tanpa metodologi, tanpa konsep berpikir, tanpa metode kerja, tidak ada variabel, tidak ada teori dan hipotesis, hanya khilafah. Bagaimana bisa krisis keuangan negara, kecilnya pendapatan dan penerimaan negara, lemahnya daya beli masyarakat, tingginya inflasi, krisis pangan dan energi, dan sebagainya, hanya bisa diatasi dengan sebuah sistem pemerintahan yang dikendalikan oleh sebuah imperium kekuasaan berjubah agama?
Saya kira tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Hizbut Tahrir memandang demokrasi; republik atau parlementer, monarki; absolut atau konstitusional dan sistem pemerintahan apa pun yang ada di dunia adalah thogut (kafir, terlaknat) yang wajib diperangi karena bertentangan dengan 'keinginan' Tuhan. Nasionalisme, cinta tanah air, bela negara, bhineka tunggal ika, dan sebagainya, dipandang sebagai ilusi yang harus dilawan, hanya boleh cinta Islam dalam pandangan sempit. Sebuah pemikiran eksklusif dan intoleran terhadap perbedaan. Hizbut Tahrir melawan pemerintah, anti negara dan kontra kedaulatan rakyat karena kedaulatan dipandang hanya milik Tuhan.
Mereka membangun kekuatan dalam sebuah negara untuk melawan sistem pemerintahan yang ada dan ingin menggantinya dengan sistem agama yang mereka impikan. Perjuangan mereka memang tanpa senjata, tapi selalu merongrong pemerintah dengan perlawanan agitatif dan provokatif. Mereka merekrut anggota untuk melawan negaranya sendiri, pemerintahan sendiri, rakyat sendiri yang dianggap 'kafir'. Jika sudah kuat, tunggu, mereka akan mendirikan negara sendiri atau menguasai pemerintahan untuk mengubah bentuk dan sistem negara.
Sungguh ancaman yang nyata bagi kelangsungan demokrasi dan harmoni kehidupan masyarakat dunia.
Lantaran dianggap berbahaya, Hizbut Tahrir dilarang dan bahkan dicap sebagai kelompok teroris di berbagai negara. Negara mayoritas Islam seperti Turki, Mesir, Arab Saudi, Libya, Yordania, Suriah, Pakistan, Bangladesh, Malaysia, dan sebagainya, sudah lama memberikan status terlarang bagi Hizbut Tahrir. Namun, Indonesia menjadi tempat subur bagi berkembang pesatnya gerakan Hizbut Tahrir dengan nama Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
HTI masuk ke Indonesia pada tahun 1983 oleh seorang keturunan Jordania-Lebanon bernama Abdurrahman Al-Baghdadi yang kemudian pada tahun 2004 menjadi gerakan besar dipimpin oleh Muhammad Ismail Yusanto. HTI membangun basis kampus yang cukup kuat tanpa kendali pemerintah saat itu. Indonesia, bahkan, disebut sebagai basis terkuat Hizbut Tahrir dimana pada Agustus 2007 sudah memiliki puluhan ribu anggota yang secara terbuka mengkampanyekan khilafah di stadion Gelora Bung Karno. Lagi-lagi, eksistensi HTI tidak dikontrol oleh pemerintah. Mereka secara terang-terangan di jantung ibukota mencetuskan sistem pemerintahan berbeda yang berlawanan dengan Pancasila dan UUD 1945.
Pemerintah tidak berbuat apa-apa, justru melegitimasi.
Di kampus, khilafah pernah dideklarasikan oleh jaringan HTI di universitas besar milik pemerintah yaitu di IPB dan UIN Syarif Hidayatullah. Kaderisasi HTI di kalangan generasi intelektual terus berkembang, mendapatkan fasilitas dan dibiayai negara, dapat beasiswa dan dikuliahkan ke luar negeri. Di luar negeri berjejaring dengan Hizbut Tahrir Internasional, di dalam negeri masuk dan menguasai berbagai sektor strategis yang akan merongrong negara dari dalam. Di lingkungan mahasiswa, HTI memiliki organisasi sayap bernama Gerakan Mahasiswa (Gema) Pembebasan yang dibentuk pada tahun 2004 dan terus melakukan kaderisasi di kampus-kampus seluruh Indonesia.
Terkait teorisme, tahun 2002, HTI dituduh memiliki hubungan dengan kelompok radikal Jama'ah Islamiyah yang bertanggungjawab terhadap Bom Bali. Pada Januari 2016, Bahrun Naim yang memimpin serangan bom di Jakarta merupakan pentolan ISIS yang dibina oleh Hizbut Tahrir. Antara ISIS dan Hizbut Tahrir memiliki tujuan dan cita-cita yang sama, mengusung khilafah, anti nasionalisme, anti demokrasi, dan anti Pancasila, yang dianggap sistem thogut.
Mencermati berbagai hal di atas tentang Hizbut Tahrir, maka, atas nama rakyat Indonesia yang cinta akan tanah air, saya Mulyadin Permana, Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) DKI Jakarta periode 2014-2016, calon Ketua Umum Pengurus Besar (PB) PMII 2017-2019 menyatakan sikap:
1. Mengapresiasi dan mendukung langkah pemerintahan Jokowi-JK melalui Menkopolhukam Wiranto membubarkan HTI sampai ke akar-akarnya.
2. Meminta kepada seluruh stakeholder, baik kepolisian dan TNI, juga seluruh pemerintah daerah untuk merespon dan mengambil langkah mengawal pembubaran HTI di berbagai daerah.
3. Mendesak Kapolri dan Panglima TNI turut menyerukan pembubaran HTI supaya tidak ada kesimpangsiuran di masyarakat bahwa aparat hukum tidak melindungi gerakan HTI, juga memastikan dan meyakinkan masyarakat bahwa HTI benar-benar dibubarkan.
3. Menyerukan kepada 257 Cabang dan Koordinator Cabang PMII seluruh Indonesia untuk mendorong pemerintah membubarkan jaringan HTI di kampus-kampus di daerah masing-masing.
Jakarta, 9 Mei 2017
Mulyadin Permana
Ketua Umum PKC PMII DKI Jakarta 2014-2016, Calon Ketua Umum PB PMII 2017-2019

Sumber : Klik Anggaran , Mulyadin Permana  

Sadar Telah Dimanfaatkan FPI, Ormas Melayu Tolak Boikot Pawai Dayak

PONTIANAK,DETEKSIONLINE.COM- Sadar karena telah dimanfaatkan oleh Front Pembela Islam (FPI) dan GMKUJ, akhirnya ormas Melayu di Kalimantan Barat Persatuan Orang Melayu (POM) dan LPM menolak memboikot pesta Gawai adat Dayak ke-XXXII yang rencananya akan digelar pada tanggal 20 mei 2017 mendatang.
Beberapa  tokoh POM pada kamis (11/5/2017) kemarin telah melakukan pertemuan dan konsolidasi dengan pihak Kepolisian Daerah Kalimantan Barat di hotel Garuda Pontianak.
Zakaria yang merupakan Salah satu tokoh POM, merasa prihatin dengan dampak yang ditimbulkan pasca aksi yang dilakukan  oleh ormas POM di bundaran Universitas Tanjung (Untan) beberapa lalu telah menimbulkan polemik di tengah masyarakat etnik Dayak dan melayu.
“Kami sangat menyesalkan atas polemik yang terjadi saat ini,” ujar Zakaria dalam pertemuan itu, Kamis (11/5/2017).
Zakaria menambahkan jika aksi tersebut merupakan respon dari pernyataan Gubernur Kalbar Cornelis yang dinilai kurang pantas. Namun setelah melihat video ceramah habib Rizieq Shihab selaku pimpinan FPI secara utuh, pihak POM merasa telah diprovokasi.
“Awalnya kamek turun ke jalan tuh sebagai bentuk respon atas ucapan pak Cornelis selaku seorang Gubernur, tapi setelah melihat ceramah Habib Rizieq Shihab secara utuh kamek sadar telah dibohongi dan diprovokasi,” ujar Zakaria.
Zakaria sangat menyesalkan pernyataan Agus selaku ketua POM yang menyampaikan akan memboikot aksi pawai adat dayak, karena hal itu diluar dari rencana aksi dan tak ada niat sedikit pun untuk menghalangi pelaksanaan kegiatan gawai Dayak.
“Pernyataan saudara Agus selaku ketua POM yang ingin memboikot pesta gawai Dayak itu di luar dari pembahasan sehari sebelumnya. Jadi kamek tegaskan tak ada niat untuk memboikot acara tersebut,” tegas Zakaria.
Menanggapi kejadian tersebut, Zakaria akan melakukan klarifikasi dengan pihak Dewan Adat Dayak (DAD), sehingga kegiatan Gawai Adat Dayak tetap berjalan dengan lancar dan aman.
“Kamek akan lakukan klarifikasi dengan pihak DAD agar acara Gawai berjalan dengan lancar dan aman,  tanpa ada satupun pihak yang memboikot,” ungkapnya.(Red) 

Sumber : Deteksi Online 11 Mei 2017

SAMBAS KONDUSIF

SAMBAS KONDUSIF
Info Sambas - Berbagai versi dapat kita temukan tentang asal muasal pemberian nama Sambas.  Namun terlepas dari itu semua Sambas merupakan sebuah wilayah yang memang cukup terkenal bahkan dari zaman kerajaan atau kesultanannya.  Sultan yang bijaksana dan panglima-panglima perang yang gagah yang hingga saat ini masih dapat terdengar cerita-ceritanya. Hal ini terbukti dengan kedamaian dalam keberagaman etnis yang dapat kita rasakan hingga sekarang. 

Tentu kedamaian ini merupakan suatu hal yang harus kita jaga, terutama dari pihak-pihak luar atau kelompok tertentu yang terkadang masuk dan bertentangan dengan kearifan dan budaya lokal Sambas. Tentu hal ini akan berpengaruh terhadap stabililtas kedamaian Sambas, kelompok tertentu ini biasanya menyebabkan perpecahan dimasyarakat, menggeser budaya, dan merestahkan masyarakat. Kelompok-kelompok ini masuk dengan mengatasnamakan agama, kegiatan sosial, kegiatan kemanusiaan, atau dengan kelompok tertentu yang pada akhirnya menggoyahkan keamanan dan dalam rentang waktu tertentu akan mengancam NKRI. 

Sebagai acuan, sebelum ormas-ormas yang mengatasnamakan agama atau kegiatan sosial masuk dan hadir dalam masyarakat, kehidupan berjalan normal, damai dan tidak ada perpecahan dimasyarakat karena rasa kekeluargaan yang tinggi, masalah yang timbul langsung diselesaikan dengan cara kekeluargaan tanpa mengatas namakan kelompok tertentu. Kemudian dengan hadirnya ormas atau kelompok tertentu yang bersifat radikal, masyarakat mulai terpecah kedalam berbagai golongan dan paham, dipecah perlahan dengan mengubah persepsi dan pemahaman, dan pada akhirnya memihak kepada suatu kelompok dan mulai hilang rasa kekeluargaan serta tenggangrasanya, dan ketika masalah timbul maka massa yang terprovokasi diarahkan dengan alasan solidaritas. Tentu hal ini akan menyebabkan perpecahan dan menimbulkan konflik serta dendam yang melibatkan kelompok masyarakat.

Kemudian kelompok masyarakat ini melakukan tindakan-tindakan yang tidak wajar dan bententangan dengan adat-istiadat atau kebiasaan masyarakat. Tindakan ini dilakukan dengan alasan menyalahi aturan agama atau dengan alasan tertentu yang sudah didokrinkan kepada kelompok masyarakat. Didaerah lain misalnya, kelompok masyarakat atau ormas terntu kerap menyebabkan keresahan karena aktivitasnya. Celakanya lagi kelompok-kelompok ini ditunggangi oleh pihak tertentu atau kepentingan tertentu yang perlahan mengubah tujuan ormas. Masyarakat dikumpulkan untuk mengikuti atau dibuat sepaham dengan kelompok tertentu, dengan ada massa dari kelompok tersebut, maka kelompok tersebut akan di pandang memiliki kekuatan, namun sudah menjadi rahasia umum terkadang kelompok ini akan di gunakan sebagai alat atau akan ditunggangi untuk kepentingan tertentu. Anggota dari kelompok ini tidak sadar karena akses info penungganan ini pasti tidak disebarkan ke anggota, dan pasti kelompok masyarkat ini dijadikan alat dan tameng bagi pemegang kepentingan. Penjajahan, itu mungkin istilah yang tepat. Penjajahan dengan cara pihak ketiga, dengan cara mengurangi atau menghilangkan rasa kekeluargaan dan persatuan, denga memecah masyarakat kedalam kelompok-kelompok tertentu kemudian kelompok ini akan saling serang dan menghujat. Perpecahan ini akan mengakibatkan terganggunya keamanan bahkan pasti akan mengancam NKRI.

Di Sambas khususnya, sejak zaman Kesultanan, masyarakat sudah hidup dengan rukun dan damai, perbedaan suku, budaya dan adat-istiadat bukan menjadi penghalang untuk kedamaian. Hal ini terbukti dengan masyarakat yang bisa hidup berdampingan dengan damai dan tenang, tanpa saling mengganggu, tanpa saling mengusik, tanpa saling menghujat. Meskipun Kesultanan Sambas merupakan Kesultanan Islam, namun sang Pemimpin Kesultanan tetap menghormati perbedaan, mentoleransi kebudayaan, serta menghargai adat-istiadat, sehingga tidak timbul perpecahan. Selama ini Sambas pada khususnya aman damai dan rukun, namun akhir-akhir ini setalah masuknya paham atau kelompok tertentu, masyakarat mulai resah dan terpecah, paham-paham yang dibawa oleh kelompok tertentu ini tidak cocok dengan kebiasaaan dan adat istiadat masyarakat Sambas. Muncul kelompok-kelompok tertentu yang mulai memecah persatuan masyarakat Sambas. Bibit adu domba mulai menancap di Sambas, dan kita harus memusnahkan bibit-bibit adu domba itu.  Paham atau kelompok tertentu ini menggeser kebiasaan dan budaya masyarakat, sehingga anggota dari kelompok ini akan memecah masyarkat, menimbulkan rasa tidak tenang, bahkan besar kemungkinan akan terjadi perselisihan yang membawa kelompok masyarakat. Kehidupan sudah berjalan, perekonomian sudah berjalan, pendidikan kesehatan serta pembangunan sudah berjalan, jangan sampai dengan masuknya kelompok atau paham tertentu semua kestabilan ini hancur.

Sambas sudah aman dan jangan sampai aliran-alliran atau kelompok tertentu yang bersifat radikal masuk dan berkembang di Sambas, karena tidak akan cocok dengan budaya dan kearifan lokal masyarakat Sambas. Sambas jangan jadi seperti daerah lain yang terpecah belah karena masuknya kelompok tertentu, terpecah belah karena paham tertentu, terpecah belah karena kepentingan tertentu, terprovokasi karena ucapan tertentu, kita adalah masyarakat Sambas dan pastinya kekerasan bukan budaya kita. Pengalaman perang di Sambas beberapa tahun yang lalu menjadi pengalaman dan bukti bahwa perpecahan itu tidak menyenangkan, perang itu tidak menyenangkan, perang itu tidak  menyehatkan, perang dan perpecahan itu menyulitkan segalanya, dan jangan sampai kejadian itu terulang karena masyarakat yang terpecah belah oleh paham dan kelompok tertentu. Kita berhak menolak paham-paham atau kelompok yang sudah terbukti merusak tatanan dan kesatuan masyarakat untuk hadir di Sambas. Kehidupan masyarakat kita MASYRAKAT SAMBAS sudah aman. Masyarakat Sambas jangan sampai terprovokasi, tetaplah kita bersatu sebagai MASYARAKAT SAMBAS bagian dari NKRI.  Sesuai dengan petikan dari Presiden Pertama kita bapak Seokarno “ KALAU JADI ISLAM JANGAN JADI ORANG ARAB, KALAU JADI KRISTEN JANGAN JADI ORANG YAHUDI, TETAPLAH MENJADI ORANG INDONESIA DENGAN ADAT-BUDAYA NUSANTARA YANG KAYA RAYA INI”.  Sambas tidak kekurangan ulama, tidak kekurangan orang pintar, tidak kekurangan masyarakat yang peduli, jadi yang dari luar atau  yang radikal atau bertentangan dengan adat-istiadat Sambas  tidak perlu masuk ke Sambas. 

Sambas dah aman be wa’ , dah tannang hidup kitte to’ be, kitte dah merasekannye gemane sakitnye waktu beparrang taon 90’ an e,,, jangan na’ terulang age’ be wa’, urrang nak tetungging ke tetungkup ke kak atinye, nang pantig kitte tattap besatu be wa’ tattap besatu urrang Sambas be wa’ apepun suku dan agama eng, tatap urrang Sambas. Kitte Sambas indaan kekurangan ulama’ daan kekurangan urrang pintar daan kekurangan masyarakat nang peduli be wa’, jadi inddan parlu yang dari luar na’ masok ke kitte be wa’ 

Kamis, 11 Mei 2017

JANGAN HANCURKAN DAKWAH DENGAN SIKAPMU YANG NGAWUR DAN TIDAK DEWASA KH. Musthifa Bisri

Info Sambas - 
KH. Musthofa Bisri
*_Renungan Gus Mus (KH MUSTHOFA BISRI)_*
JANGAN HANCURKAN DAKWAH DENGAN SIKAPMU YANG NGAWUR DAN TIDAK DEWASA       .         
 
Saya kadang merasa aneh melihat saudara saya *umat Islam* yang memiliki sifat seperti anak-anak, ingin menang sendiri, mudah marah dan memaksakan kehendaknya agar orang lain sama dengan dirinya... Padahal Alquran sudah mengatakan untuk Berbuat Adil, karena itu bisa mendekatkan kepada ketaqwaan.... Tapi begitulah sifat anak2, kadang tidak bisa menerima nasehat yang baik, sekalipun untuk dirinya sendiri
"Atheis dimusuhi karena tidak bertuhan.
Bertuhan dimusuhi karena tuhannya beda.
Tuhannya sama dimusuhi karena nabinya beda.
Nabinya sama dimusuhi karena alirannya beda.
Alirannya sama dimusuhi karena pendapatnya beda. Pendapatnya sama dimusuhi karena partainya beda. Partainya sama dimusuhi juga, karena pendapatannya beda".
Apa kamu mau hidup sendirian di muka bumi untuk memuaskan nafsu keserakahan?.
Kau tahu apa yang dilakukan Sayyidul Wujud Muhammad SAW pada seorang *yahudi tua yang tiap hari meludahi & melempari kotoran padanya?* Ia jenguk dan doakan sang yahudi ketika yahudi itu sakit.
Kau tahu apa yang dilakukan Muhammad SAW pada seorang *yahudi buta yang tiada hari tanpa mencacinya?* Ia suapi setiap hari dengan tangannya sendiri yang mulia, tanpa sang yahudi tahu bahwa yang menyuapinya adalah Muhammad SAW yang selalu ia caci.
Itulah Islam. _*Ber-Islamlah seperti Islam-nya Muhammad SAW, bukan Islam ala egomu*_.
Jangan sampai kau hanya ber-Islam, tapi kau kehilangan Muhammad SAW
Jangan lemahkan Islam yang kuat dengan tindakan kerdilmu.
Jangan hinakan Islam yang suci dengan perbuatan nista.

Rabu, 10 Mei 2017

MAKAN “BESAPRAH” WARISAN BUDAYA MELAYU SAMBAS YANG TERLUPAKAN

Info Sambas - MAKAN “BESAPRAH” WARISAN BUDAYA MELAYU SAMBAS YANG TERLUPAKAN Melayu Sambas, memang tidak asing terdengar ditelinga kita. Apalagi kata Sambas yang memang terkenal baik dalam bidang adat budayanya. Mulai dari tarian, kerajinan tangan, sampai nama Imam Besar yang mendunia. Berbicara tentang etnis melayu terutama etnis Melayu Sambas, tentu tidak lepas dari budaya atau adat istiadat dalam hal makan. 

Hal ini tercermin dari adanya budaya atau kebiasaaan makan bersama baik dalam acara tertentu atau sehari – hari dirumah. “ Besaprah” atau “ Nyaprah” salah-satunya, yang merupakan suatu kebiasaan makan bersama yang biasanya terdiri dari enam orang dengan lauk terpisah yang dimakan bersama-sama. Besaprah merupakan salah satu warisan budaya Melayu Sambas yang mencerminkan kebersamaan dan mengandung filosofi-filosofi serta mengandung kearifan lokal yang mencerminkan kehidupan sehari-hari. 

Dalam makan “besaprah”, satu saprah ( 1 kelompok makan ) terdiri dari enam orang dengan 6 buah piring dan satu baskom atau satu bakul kecil nasi, dan dilengkapi dengan berbagai lauk pauk serta dengan 6 gelas air minum serta lengkap dengan alat cuci tangan dan lap tangan. Makan besaprah merupakan budaya warisan leluhur yang saat ini mulai tergeser oleh budaya luar yang masuk.

Tentu hal ini lama-kelamaan akan menghapus budaya dan kearifan lokal dan pastinya generasi muda tidak akan kenal dan tau dengan warisan budaya nenek moyangnya. Makan besaprah dalam kehidupan Melayu Sambas biasanya dilaksanakan di acara-acara hajatan seperti “ Tappong Tawar “ ( Selamatan Bayi ), Nikahan, Sya’banan, atau acara lain yang sifatnya tamu diundang untuk makan bersama. Namun dalam adat tradisi dan budaya Melayu Sambas, makan besaprah juga dilakukan dirumah ketika makan bersama keluarga.
Hal ini tentunya akan mempererat ikatan kekeluargaan dengan makan bersama. Semoga warisan budaya Melayu Sambas khususnya “Makan Besaprah” ini akan selalu lestari dan memperkaya budaya negara Indonesia. 
 Mari kita lestarikan Budaya Makan Besaprah Melayu Sambas.