SAMBAS KONDUSIF
Info Sambas - Berbagai versi dapat kita temukan tentang asal muasal pemberian nama Sambas. Namun terlepas dari itu semua Sambas merupakan sebuah wilayah yang memang cukup terkenal bahkan dari zaman kerajaan atau kesultanannya. Sultan yang bijaksana dan panglima-panglima perang yang gagah yang hingga saat ini masih dapat terdengar cerita-ceritanya. Hal ini terbukti dengan kedamaian dalam keberagaman etnis yang dapat kita rasakan hingga sekarang.
Tentu kedamaian ini merupakan suatu hal yang harus kita jaga, terutama dari pihak-pihak luar atau kelompok tertentu yang terkadang masuk dan bertentangan dengan kearifan dan budaya lokal Sambas. Tentu hal ini akan berpengaruh terhadap stabililtas kedamaian Sambas, kelompok tertentu ini biasanya menyebabkan perpecahan dimasyarakat, menggeser budaya, dan merestahkan masyarakat. Kelompok-kelompok ini masuk dengan mengatasnamakan agama, kegiatan sosial, kegiatan kemanusiaan, atau dengan kelompok tertentu yang pada akhirnya menggoyahkan keamanan dan dalam rentang waktu tertentu akan mengancam NKRI.
Sebagai acuan, sebelum ormas-ormas yang mengatasnamakan agama atau kegiatan sosial masuk dan hadir dalam masyarakat, kehidupan berjalan normal, damai dan tidak ada perpecahan dimasyarakat karena rasa kekeluargaan yang tinggi, masalah yang timbul langsung diselesaikan dengan cara kekeluargaan tanpa mengatas namakan kelompok tertentu. Kemudian dengan hadirnya ormas atau kelompok tertentu yang bersifat radikal, masyarakat mulai terpecah kedalam berbagai golongan dan paham, dipecah perlahan dengan mengubah persepsi dan pemahaman, dan pada akhirnya memihak kepada suatu kelompok dan mulai hilang rasa kekeluargaan serta tenggangrasanya, dan ketika masalah timbul maka massa yang terprovokasi diarahkan dengan alasan solidaritas. Tentu hal ini akan menyebabkan perpecahan dan menimbulkan konflik serta dendam yang melibatkan kelompok masyarakat.
Kemudian kelompok masyarakat ini melakukan tindakan-tindakan yang tidak wajar dan bententangan dengan adat-istiadat atau kebiasaan masyarakat. Tindakan ini dilakukan dengan alasan menyalahi aturan agama atau dengan alasan tertentu yang sudah didokrinkan kepada kelompok masyarakat. Didaerah lain misalnya, kelompok masyarakat atau ormas terntu kerap menyebabkan keresahan karena aktivitasnya. Celakanya lagi kelompok-kelompok ini ditunggangi oleh pihak tertentu atau kepentingan tertentu yang perlahan mengubah tujuan ormas. Masyarakat dikumpulkan untuk mengikuti atau dibuat sepaham dengan kelompok tertentu, dengan ada massa dari kelompok tersebut, maka kelompok tersebut akan di pandang memiliki kekuatan, namun sudah menjadi rahasia umum terkadang kelompok ini akan di gunakan sebagai alat atau akan ditunggangi untuk kepentingan tertentu. Anggota dari kelompok ini tidak sadar karena akses info penungganan ini pasti tidak disebarkan ke anggota, dan pasti kelompok masyarkat ini dijadikan alat dan tameng bagi pemegang kepentingan. Penjajahan, itu mungkin istilah yang tepat. Penjajahan dengan cara pihak ketiga, dengan cara mengurangi atau menghilangkan rasa kekeluargaan dan persatuan, denga memecah masyarakat kedalam kelompok-kelompok tertentu kemudian kelompok ini akan saling serang dan menghujat. Perpecahan ini akan mengakibatkan terganggunya keamanan bahkan pasti akan mengancam NKRI.
Di Sambas khususnya, sejak zaman Kesultanan, masyarakat sudah hidup dengan rukun dan damai, perbedaan suku, budaya dan adat-istiadat bukan menjadi penghalang untuk kedamaian. Hal ini terbukti dengan masyarakat yang bisa hidup berdampingan dengan damai dan tenang, tanpa saling mengganggu, tanpa saling mengusik, tanpa saling menghujat. Meskipun Kesultanan Sambas merupakan Kesultanan Islam, namun sang Pemimpin Kesultanan tetap menghormati perbedaan, mentoleransi kebudayaan, serta menghargai adat-istiadat, sehingga tidak timbul perpecahan. Selama ini Sambas pada khususnya aman damai dan rukun, namun akhir-akhir ini setalah masuknya paham atau kelompok tertentu, masyakarat mulai resah dan terpecah, paham-paham yang dibawa oleh kelompok tertentu ini tidak cocok dengan kebiasaaan dan adat istiadat masyarakat Sambas. Muncul kelompok-kelompok tertentu yang mulai memecah persatuan masyarakat Sambas. Bibit adu domba mulai menancap di Sambas, dan kita harus memusnahkan bibit-bibit adu domba itu. Paham atau kelompok tertentu ini menggeser kebiasaan dan budaya masyarakat, sehingga anggota dari kelompok ini akan memecah masyarkat, menimbulkan rasa tidak tenang, bahkan besar kemungkinan akan terjadi perselisihan yang membawa kelompok masyarakat. Kehidupan sudah berjalan, perekonomian sudah berjalan, pendidikan kesehatan serta pembangunan sudah berjalan, jangan sampai dengan masuknya kelompok atau paham tertentu semua kestabilan ini hancur.
Sambas sudah aman dan jangan sampai aliran-alliran atau kelompok tertentu yang bersifat radikal masuk dan berkembang di Sambas, karena tidak akan cocok dengan budaya dan kearifan lokal masyarakat Sambas. Sambas jangan jadi seperti daerah lain yang terpecah belah karena masuknya kelompok tertentu, terpecah belah karena paham tertentu, terpecah belah karena kepentingan tertentu, terprovokasi karena ucapan tertentu, kita adalah masyarakat Sambas dan pastinya kekerasan bukan budaya kita. Pengalaman perang di Sambas beberapa tahun yang lalu menjadi pengalaman dan bukti bahwa perpecahan itu tidak menyenangkan, perang itu tidak menyenangkan, perang itu tidak menyehatkan, perang dan perpecahan itu menyulitkan segalanya, dan jangan sampai kejadian itu terulang karena masyarakat yang terpecah belah oleh paham dan kelompok tertentu. Kita berhak menolak paham-paham atau kelompok yang sudah terbukti merusak tatanan dan kesatuan masyarakat untuk hadir di Sambas. Kehidupan masyarakat kita MASYRAKAT SAMBAS sudah aman. Masyarakat Sambas jangan sampai terprovokasi, tetaplah kita bersatu sebagai MASYARAKAT SAMBAS bagian dari NKRI. Sesuai dengan petikan dari Presiden Pertama kita bapak Seokarno “ KALAU JADI ISLAM JANGAN JADI ORANG ARAB, KALAU JADI KRISTEN JANGAN JADI ORANG YAHUDI, TETAPLAH MENJADI ORANG INDONESIA DENGAN ADAT-BUDAYA NUSANTARA YANG KAYA RAYA INI”. Sambas tidak kekurangan ulama, tidak kekurangan orang pintar, tidak kekurangan masyarakat yang peduli, jadi yang dari luar atau yang radikal atau bertentangan dengan adat-istiadat Sambas tidak perlu masuk ke Sambas.
Sambas dah aman be wa’ , dah tannang hidup kitte to’ be, kitte dah merasekannye gemane sakitnye waktu beparrang taon 90’ an e,,, jangan na’ terulang age’ be wa’, urrang nak tetungging ke tetungkup ke kak atinye, nang pantig kitte tattap besatu be wa’ tattap besatu urrang Sambas be wa’ apepun suku dan agama eng, tatap urrang Sambas. Kitte Sambas indaan kekurangan ulama’ daan kekurangan urrang pintar daan kekurangan masyarakat nang peduli be wa’, jadi inddan parlu yang dari luar na’ masok ke kitte be wa’
0 komentar:
Posting Komentar