Selamat Idul Fitri

Selamat Idul Fitri
Idul Fitri

Kamis, 18 Mei 2017

Kesbangpol Sambas Mengajak Ormas Untuk Menjaga dan Memelihara KAMTIBNAS

Pembinaan Ormas Oleh Kesbangpol Sambas
Info Sambas - Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Sambas pada pada acara pembinaan organisasi masyarakat yang dilaksanakan di Aula Bappeda Sambas mengajak ormas-ormas berperan aktif dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Acara pembinaan dengan tema Peran Serta ORMAS dalam menjaga dan memelihara KAMTIBNAS ini dibuka oleh perwakilan dari Bupati Sambas dan dihadiri juga oleh AKBP Abdul Mutholib ( Kasat Binmas Polres Sambas ), Eko Purnomo, S.H  ( Kasi Opsdal Satpol PP ), serta perwakilan dari ormas-ormas yang ada di Kabupaten Sambas.

Pada acara ini Pimpinan Kesbangpol Sambas Menyampaikan dan mengajak ormas dan masyakrat untuk saling menghargai dalam berkehidupan. Acara yang diselenggarakan pada tanggal 18 Mei 2017 ini dihadiri sekitar 50 orang perwakilan ormas lintas etnis dan agama yang ada di Kabupaten Sambas. Pelaksanaan kegiatan ini bertujuan agar Ormas atau masyarakat mampu untuk menumbuh kembangkan sikap mental serta meningkatkan kepekaan masyarkat dan daya tanggap masyarkat dalam mewujudkan kemanan dan ketertiban lingkungan masing - masing.

Pada kesempatan ini AKBP Abdul Mutholib sebagai perwakilan Polres Sambas yang sekaligus menjabat sebagai Kasat Binmas menyampaikan dan mengajak Ormas dan masyarakat agar tidak terprovokasi dengan isu - isu yang tidak bertanggung jawab dan tidak dapat dipastikan kebenarannya yang sedang beredar dimasyarakat. Beliau juga menyampaikan bahwa  menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat juga telah diatur dalam UU No 2 Tahun 2002 yang mana urutan pertama dalam UU itu adalah memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat,  hal ini bertujuan untuk mencegah timbulnya kriminal.

Eko Purnomo, S.H  yang menjabat sebagai  Kasi Opsdal Satpol PP sekaligus perwakilan dari Satpol PP Kabupaten Juga menyampaikan bahwa Ormas yang bersifat intoleran merupakan ormas yang tidak sesuai dengan fungsi dan tujuan ormas sesuai dengan dasar negara dan undang-undang negara. Ormas diharapkan menjadi leading sektor dalam pembangunan dimasyatakat. Fungsi ormas adalah menjaga dan melestarikan norma-norma yang ada dimasyarakat. Beliau juga menyampaikan bahwa pihak penegak hukum siap untuk membantu masyarakat baik dalam hal konsultasi atau hal lainnya.

Demikian Info Sambas Terbaru 


Selasa, 16 Mei 2017

Forum Komunikasi Pemuda Melayu Kalbar Tak Pernah Beri Instruksi Mengikuti Aksi 20 Mei

Beredarnya pesan berantai dari aplikasi WhatsApp mengatasnamakan Hendi Sutarsa tentang informasi titik pemondokan peserta aksi 20 Mei 2017 di Pontianak, tidak benar.
Sekretaris Persatuan Forum Komunikasi Pemuda Melayu (PFKPM) Kalbar ini mengatakan, secara organisasi, PFKPM Kalbar tidak pernah memberi instruksi kepada pengurus serta anggota di seluruh Kalbar untuk datang ke Pontianak mengikuti aksi 205.
“Saya tegaskan secara organisasi kami sudah meminta para pengurus dan anggota PFKPM tidak datang ke Pontianak,” kata Hendi Sutarsa saat memberikan klarifikasinya ke Kantor Tribun Pontiananak, Selasa (16/5/2017) malam.
Ia mengatakan pesan yang mulai diterima sekitar pukul 17.00 WIB membuatnya terkejut. Dirinya sama sekali tidak pernah melakukan konsolidasi terkait aksi 205, apalagi menjadi koordinator aksi.
“Saya merasa dirugikan dan terseret-seret oleh oknum yang berusaha membawa untuk ikut terlibat dalam aksi tersebut,” kata Hendi.
Ia berharap klarifikasi yang diberikan dapat diketahui secara luas bahwa tidak ada mobilisasi massa yang dilakukan atas namanya secera pribadi maupun secara organisasi PFKPM kalbar.
Penulis: Hamdan Darsani
Editor: Marlen Sitinjak

Minggu, 14 Mei 2017

Yang Tidak Makan Ikan Akan Ditenggelamkan

“Yang Tidak Makan Ikan Saya Tenggelamkan”

Info Sambas - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti melalui vidio pendeknya mengkampanyekan untuk mengkonsumsi ikan kepada seluruh masyarakat Indonesia.

Negera Indonesia merupakan negara maritim dengan laut yang luas dan segala kekayaan lautnya. Ikan merupakan salah satu bagian dari kekayaan laut Indonesia.  Melalui vidio pendeknya menteri kelautan dan perikanan mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk tambah minat dan menyenangi makan ikan karena ikan sehat dan banyak protein. Melalui vidio pendek ini juga menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia berharap dengan mengkonsumsi ikan, rakyat akan tumbuh sehat karena banyak makan ikan.

Dengan mengkonsumsi ikan terutama ikan tangkapan nelayan lokal, pertumbuhan perekonomian akan menjadi lebih baik dan meningkat, serta ikan ini pastinya bebas pengawet dan bahan yang berbahaya.

Diakhir vidio singkatnya, menteri susi mengajak untuk mengkonsumsi ikan dengan bahasa khasnya yaitu “ Yang Tidak Makan Ikan Saya Tenggelamkan”.

Jadi, marilah kita lebih banyak mengkonsumsi ikan.

Berikut vidionya ...



Sabtu, 13 Mei 2017

Tak Hanya PDIP, Ormas Melayu Juga Cecar Tindakan Ketua POM

Pontianak – Persatuan Orang Melayu (POM) terpaksa harus menelan pil pahit berupa pembekuan organisasi. Lantaran Pendiri sekaligus Ketua POM Agus Setiadi mem-posting seruan bernada provokatif di laman Facebook-nya, organisasi ini pun jadi tumbal.
Diketahui, pada tanggal 8 Februari 2017, akun Facebook Agus Setiadi (Agus Trader) melayangkan satu post sekitar pukul 09.22 WIB.
“Jika aksi jalan santai nanti di Jakarta dibubarkan paksa oleh polisi kemudian jatuh korban muslim, maka ketahuilah wahai Mr. Presiden Jokowi dan pendukungnya, akan kami bakar dan bantai antek-antek PKI (Partai Komunis Indonesia) yang mulai bangkit karena mereka adalah perusak NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) yang kejam.” Demikian isi post Agus Trader.
Membaca postingan tersebut, Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Pontianak, Andrew Yuen, langsung melaporkannya ke Dit Reskrimsus Polda Kalimantan Barat beberapa waktu lalu. Menurutnya, apa yang ditulis oleh Agus, jelas merupakan ujaran kebencian terhadap PDI-P.
“Dalam hal ini, Partai PDI Perjuangan adalah pendukung Joko Widodo dan pemerintahannya,” terang Andrew seusai membuat pelaporan atas postingan Agus.
Tentu, lantaran bernada kebencian terhadap golongan tertentu, tindakan Agus seperti itu pun jelas melanggar Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Apalagi pasca beredarnya postingan tersebut, reaksi dan tanggapan dari sejumlah netizen bermunculan. Sekitar 80 persen menganggap Agus sebagai provokator.
Selain ujaran, sejak Januari sampai hari ini, Agus juga kerap mem-posting sejumlah foto berbentuk meme.
“Intinya, di akun tersebut tertulis adalah “Awas Bahaya Laten PKI” dan segala macam yang dialamatkan pada PDI Perjuangan,” tambah Andrew.
Awalnya, postingan Agus ini dianggap kekanak-kanakan. Itu sebabnya pihak PDI-P Kota Pontianak tak terlalu menggubrisnya. Tetapi lama-kelamaan, Agus terus mem-posting hal yang sama.
Ya, tegas Andrew, rangkaian postingan Agus terus bernada kebencian pada Megawati selaku Ketua Umum PDI Perjuangan, termasuk pada Presiden RI Joko Widodo dan pemerintahannya sebagai jebolan PDI-P.
Lantaran terus berlaku seperti itu, selaku Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan, Andrew merasa bahwa Agus punya persoalan tersendiri dengan partainya. Ia pun ingin mempertanyakan langsung alasan sebenarnya dari Agus mengapa bertindak sebenci itu.
“Saya Wakil DPC PDI-P Kota Pontinak, saya ingin mempertanyakan sebenarnya ada masalah apa antara dia dengan kita (PDI-P). Kalau dia menganggap kita adalah sebuah persoalan, saya perlu bertanya,” tegas Andrew kembali.
Lebih jauh, Andrew ingin mempertanyakan apa landasan akademik dari Agus sehingga berani menuding dan mengidentikkan PDI-P dengan “Partai Terlarang” PKI. Termasuk ingin mengetahui alasan dari asumsi Agus yang juga menyebut PDI-P sebagai partai yang memusuhi Islam.
“Padahal saya bersama kawan-kawan lainnya jelas-jelas tidak pernah berubah aqidah. Kami di PDI Perjuangan justru menegakkan amar ma’ruf nahi munkar,” ungkap Adrew.
Tak hanya dari pihak PDI-P Kota Pontianak, sejumlah ormas Melayu pun menyatakan dan mempertanyakan kapasitas Agus selaku Ketua POM. Agus, dalam kapasitasnya itu, dinilai telah mencoreng nama baik orang Melayu. Apalagi karena tindakan provokatifnya secara sepihak ini, organisasi POM jadi tumbalnya.


PDIP Pontianak Laporkan Ketua POM ke Polisi Gara-Gara Ujaran Kebencian

Pontianak - Persatuan Orang Melayu (POM) terpaksa harus menelan pil pahit berupa pembekuan organisasi. Lantaran Pendiri sekaligus Ketua POM Agus Setiadi mem-posting seruan bernada provokatif di laman Facebook-nya, organisasi ini pun jadi tumbal. 

Diketahui, pada tanggal 8 Februari 2017, akun Facebook Agus Setiadi (Agus Trader) melayangkan satu post sekitar pukul 09.22 WIB.
“Jika aksi jalan santai nanti di Jakarta dibubarkan paksa oleh polisi kemudian jatuh korban muslim, maka ketahuilah wahai Mr. Presiden Jokowi dan pendukungnya, akan kami bakar dan bantai antek-antek PKI (Partai Komunis Indonesia) yang mulai bangkit karena mereka adalah perusak NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) yang kejam.” Demikian isi post Agus Trader.

Membaca postingan tersebut, Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Pontianak, Andrew Yuen, langsung melaporkannya ke Dit Reskrimsus Polda Kalimantan Barat beberapa waktu lalu. Menurutnya, apa yang ditulis oleh Agus, jelas merupakan ujaran kebencian terhadap PDI-P.
“Dalam hal ini, Partai PDI Perjuangan adalah pendukung Joko Widodo dan pemerintahannya,” terang Andrew seusai membuat pelaporan atas postingan Agus.
Tentu, lantaran bernada kebencian terhadap golongan tertentu, tindakan Agus seperti itu pun jelas melanggar Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Apalagi pasca beredarnya postingan tersebut, reaksi dan tanggapan dari sejumlah netizen bermunculan. Sekitar 80 persen menganggap Agus sebagai provokator.
Selain ujaran, sejak Januari sampai hari ini, Agus juga kerap mem-posting sejumlah foto berbentuk meme.
“Intinya, di akun tersebut tertulis adalah “Awas Bahaya Laten PKI” dan segala macam yang dialamatkan pada PDI Perjuangan,” tambah Andrew.
Awalnya, postingan Agus ini dianggap kekanak-kanakan. Itu sebabnya pihak PDI-P Kota Pontianak tak terlalu menggubrisnya. Tetapi lama-kelamaan, Agus terus mem-posting hal yang sama.
Ya, tegas Andrew, rangkaian postingan Agus terus bernada kebencian pada Megawati selaku Ketua Umum PDI Perjuangan, termasuk pada Presiden RI Joko Widodo dan pemerintahannya sebagai jebolan PDI-P.
Lantaran terus berlaku seperti itu, selaku Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan, Andrew merasa bahwa Agus punya persoalan tersendiri dengan partainya. Ia pun ingin mempertanyakan langsung alasan sebenarnya dari Agus mengapa bertindak sebenci itu.
“Saya Wakil DPC PDI-P Kota Pontinak, saya ingin mempertanyakan sebenarnya ada masalah apa antara dia dengan kita (PDI-P). Kalau dia menganggap kita adalah sebuah persoalan, saya perlu bertanya,” tegas Andrew kembali.
Lebih jauh, Andrew ingin mempertanyakan apa landasan akademik dari Agus sehingga berani menuding dan mengidentikkan PDI-P dengan “Partai Terlarang” PKI. Termasuk ingin mengetahui alasan dari asumsi Agus yang juga menyebut PDI-P sebagai partai yang memusuhi Islam.
“Padahal saya bersama kawan-kawan lainnya jelas-jelas tidak pernah berubah aqidah. Kami di PDI Perjuangan justru menegakkan amar ma’ruf nahi munkar,” ungkap Adrew.
Tak hanya dari pihak PDI-P Kota Pontianak, sejumlah ormas Melayu pun menyatakan dan mempertanyakan kapasitas Agus selaku Ketua POM. Agus, dalam kapasitasnya itu, dinilai telah mencoreng nama baik orang Melayu. Apalagi karena tindakan provokatifnya secara sepihak ini, organisasi POM jadi tumbalnya
Sumber : redaksikota.com

HTI dan ISIS memiliki Tujuan Sama? Ini Ulasannya

Hizbut Tahrir adalah organisasi berhaluan Islam yang bersifat melintas batas negara dan bangsa (transnasional) yang berdiri tahun 1953 di Yerussalem oleh Syaikh Taqiuddin al-Nabhani dari Palestina. Sejak berdirinya, Hizbut Tahrir sudah menyebar di lebih dari 50 negara dan memiliki jutaan anggota di seluruh dunia.
Organisasi yang dicap sebagai kelompok radikal ini sangat aktif memainkan peran di dunia barat, khususnya di Inggris, juga beberapa negara Arab dan Asia Tengah, meskipun dilarang di banyak negara. Mereka membentuk kelompok studi kecil, berhubungan dengan media massa, berkolaborasi dengan organisasi muslim lainnya, juga membuat konferensi-konferensi untuk mengusung khilafah.
Khilafah adalah sebuah sistem pemerintahan yang menggunakan hukum (syariat) Islam berbentuk negara federasi dipimpin oleh kepala pemerintahan tunggal yang disebut khalifah. Jadi, seluruh negara anggota Hizbut Tahrir harus tunduk dalam perintah seorang khalifah.
Hizbut Tahrir dalam istilah demokrasi adalah sebuah partai; partai yang mengusung satu ideologi agama sebagai sistem suatu pemerintah atau gabungan pemerintahan dalam satu kekuasaan. Satu partai tunggal yang ingin menguasai seluruh dunia di bawah kendali satu atau segelintir orang.
Hizbut Tahrir hadir dengan cara mengeksploitasi semua persoalan kebangsaan, kekurangan, dan kegagalan negara atau penderitaan masyarakat dengan satu solusi yaitu khilafah. Untuk mengatasi semua masalah ekonomi, kemiskinan, tata kelola pemerintahan, korupsi, pelanggaran hukum, juga mencapai kemajuan dan sejahteraan hanyalah dengan mengubah sistem negara menjadi khilafah. Semua metode dan variabel pembangunan dinegasikan, semua cara memajukan dan mensejahterakan rakyat tidak akan tercapai atau tidak dapat dibenarkan kecuali melalui sistem khilafah.
Sebuah pandangan yang melompat atau tidak 'nyambung' secara metodologi.
Bagaimana bisa menjelaskan semua persoalan kehidupan tanpa metodologi, tanpa konsep berpikir, tanpa metode kerja, tidak ada variabel, tidak ada teori dan hipotesis, hanya khilafah. Bagaimana bisa krisis keuangan negara, kecilnya pendapatan dan penerimaan negara, lemahnya daya beli masyarakat, tingginya inflasi, krisis pangan dan energi, dan sebagainya, hanya bisa diatasi dengan sebuah sistem pemerintahan yang dikendalikan oleh sebuah imperium kekuasaan berjubah agama?
Saya kira tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Hizbut Tahrir memandang demokrasi; republik atau parlementer, monarki; absolut atau konstitusional dan sistem pemerintahan apa pun yang ada di dunia adalah thogut (kafir, terlaknat) yang wajib diperangi karena bertentangan dengan 'keinginan' Tuhan. Nasionalisme, cinta tanah air, bela negara, bhineka tunggal ika, dan sebagainya, dipandang sebagai ilusi yang harus dilawan, hanya boleh cinta Islam dalam pandangan sempit. Sebuah pemikiran eksklusif dan intoleran terhadap perbedaan. Hizbut Tahrir melawan pemerintah, anti negara dan kontra kedaulatan rakyat karena kedaulatan dipandang hanya milik Tuhan.
Mereka membangun kekuatan dalam sebuah negara untuk melawan sistem pemerintahan yang ada dan ingin menggantinya dengan sistem agama yang mereka impikan. Perjuangan mereka memang tanpa senjata, tapi selalu merongrong pemerintah dengan perlawanan agitatif dan provokatif. Mereka merekrut anggota untuk melawan negaranya sendiri, pemerintahan sendiri, rakyat sendiri yang dianggap 'kafir'. Jika sudah kuat, tunggu, mereka akan mendirikan negara sendiri atau menguasai pemerintahan untuk mengubah bentuk dan sistem negara.
Sungguh ancaman yang nyata bagi kelangsungan demokrasi dan harmoni kehidupan masyarakat dunia.
Lantaran dianggap berbahaya, Hizbut Tahrir dilarang dan bahkan dicap sebagai kelompok teroris di berbagai negara. Negara mayoritas Islam seperti Turki, Mesir, Arab Saudi, Libya, Yordania, Suriah, Pakistan, Bangladesh, Malaysia, dan sebagainya, sudah lama memberikan status terlarang bagi Hizbut Tahrir. Namun, Indonesia menjadi tempat subur bagi berkembang pesatnya gerakan Hizbut Tahrir dengan nama Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
HTI masuk ke Indonesia pada tahun 1983 oleh seorang keturunan Jordania-Lebanon bernama Abdurrahman Al-Baghdadi yang kemudian pada tahun 2004 menjadi gerakan besar dipimpin oleh Muhammad Ismail Yusanto. HTI membangun basis kampus yang cukup kuat tanpa kendali pemerintah saat itu. Indonesia, bahkan, disebut sebagai basis terkuat Hizbut Tahrir dimana pada Agustus 2007 sudah memiliki puluhan ribu anggota yang secara terbuka mengkampanyekan khilafah di stadion Gelora Bung Karno. Lagi-lagi, eksistensi HTI tidak dikontrol oleh pemerintah. Mereka secara terang-terangan di jantung ibukota mencetuskan sistem pemerintahan berbeda yang berlawanan dengan Pancasila dan UUD 1945.
Pemerintah tidak berbuat apa-apa, justru melegitimasi.
Di kampus, khilafah pernah dideklarasikan oleh jaringan HTI di universitas besar milik pemerintah yaitu di IPB dan UIN Syarif Hidayatullah. Kaderisasi HTI di kalangan generasi intelektual terus berkembang, mendapatkan fasilitas dan dibiayai negara, dapat beasiswa dan dikuliahkan ke luar negeri. Di luar negeri berjejaring dengan Hizbut Tahrir Internasional, di dalam negeri masuk dan menguasai berbagai sektor strategis yang akan merongrong negara dari dalam. Di lingkungan mahasiswa, HTI memiliki organisasi sayap bernama Gerakan Mahasiswa (Gema) Pembebasan yang dibentuk pada tahun 2004 dan terus melakukan kaderisasi di kampus-kampus seluruh Indonesia.
Terkait teorisme, tahun 2002, HTI dituduh memiliki hubungan dengan kelompok radikal Jama'ah Islamiyah yang bertanggungjawab terhadap Bom Bali. Pada Januari 2016, Bahrun Naim yang memimpin serangan bom di Jakarta merupakan pentolan ISIS yang dibina oleh Hizbut Tahrir. Antara ISIS dan Hizbut Tahrir memiliki tujuan dan cita-cita yang sama, mengusung khilafah, anti nasionalisme, anti demokrasi, dan anti Pancasila, yang dianggap sistem thogut.
Mencermati berbagai hal di atas tentang Hizbut Tahrir, maka, atas nama rakyat Indonesia yang cinta akan tanah air, saya Mulyadin Permana, Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) DKI Jakarta periode 2014-2016, calon Ketua Umum Pengurus Besar (PB) PMII 2017-2019 menyatakan sikap:
1. Mengapresiasi dan mendukung langkah pemerintahan Jokowi-JK melalui Menkopolhukam Wiranto membubarkan HTI sampai ke akar-akarnya.
2. Meminta kepada seluruh stakeholder, baik kepolisian dan TNI, juga seluruh pemerintah daerah untuk merespon dan mengambil langkah mengawal pembubaran HTI di berbagai daerah.
3. Mendesak Kapolri dan Panglima TNI turut menyerukan pembubaran HTI supaya tidak ada kesimpangsiuran di masyarakat bahwa aparat hukum tidak melindungi gerakan HTI, juga memastikan dan meyakinkan masyarakat bahwa HTI benar-benar dibubarkan.
3. Menyerukan kepada 257 Cabang dan Koordinator Cabang PMII seluruh Indonesia untuk mendorong pemerintah membubarkan jaringan HTI di kampus-kampus di daerah masing-masing.
Jakarta, 9 Mei 2017
Mulyadin Permana
Ketua Umum PKC PMII DKI Jakarta 2014-2016, Calon Ketua Umum PB PMII 2017-2019

Sumber : Klik Anggaran , Mulyadin Permana  

Sadar Telah Dimanfaatkan FPI, Ormas Melayu Tolak Boikot Pawai Dayak

PONTIANAK,DETEKSIONLINE.COM- Sadar karena telah dimanfaatkan oleh Front Pembela Islam (FPI) dan GMKUJ, akhirnya ormas Melayu di Kalimantan Barat Persatuan Orang Melayu (POM) dan LPM menolak memboikot pesta Gawai adat Dayak ke-XXXII yang rencananya akan digelar pada tanggal 20 mei 2017 mendatang.
Beberapa  tokoh POM pada kamis (11/5/2017) kemarin telah melakukan pertemuan dan konsolidasi dengan pihak Kepolisian Daerah Kalimantan Barat di hotel Garuda Pontianak.
Zakaria yang merupakan Salah satu tokoh POM, merasa prihatin dengan dampak yang ditimbulkan pasca aksi yang dilakukan  oleh ormas POM di bundaran Universitas Tanjung (Untan) beberapa lalu telah menimbulkan polemik di tengah masyarakat etnik Dayak dan melayu.
“Kami sangat menyesalkan atas polemik yang terjadi saat ini,” ujar Zakaria dalam pertemuan itu, Kamis (11/5/2017).
Zakaria menambahkan jika aksi tersebut merupakan respon dari pernyataan Gubernur Kalbar Cornelis yang dinilai kurang pantas. Namun setelah melihat video ceramah habib Rizieq Shihab selaku pimpinan FPI secara utuh, pihak POM merasa telah diprovokasi.
“Awalnya kamek turun ke jalan tuh sebagai bentuk respon atas ucapan pak Cornelis selaku seorang Gubernur, tapi setelah melihat ceramah Habib Rizieq Shihab secara utuh kamek sadar telah dibohongi dan diprovokasi,” ujar Zakaria.
Zakaria sangat menyesalkan pernyataan Agus selaku ketua POM yang menyampaikan akan memboikot aksi pawai adat dayak, karena hal itu diluar dari rencana aksi dan tak ada niat sedikit pun untuk menghalangi pelaksanaan kegiatan gawai Dayak.
“Pernyataan saudara Agus selaku ketua POM yang ingin memboikot pesta gawai Dayak itu di luar dari pembahasan sehari sebelumnya. Jadi kamek tegaskan tak ada niat untuk memboikot acara tersebut,” tegas Zakaria.
Menanggapi kejadian tersebut, Zakaria akan melakukan klarifikasi dengan pihak Dewan Adat Dayak (DAD), sehingga kegiatan Gawai Adat Dayak tetap berjalan dengan lancar dan aman.
“Kamek akan lakukan klarifikasi dengan pihak DAD agar acara Gawai berjalan dengan lancar dan aman,  tanpa ada satupun pihak yang memboikot,” ungkapnya.(Red) 

Sumber : Deteksi Online 11 Mei 2017

SAMBAS KONDUSIF

SAMBAS KONDUSIF
Info Sambas - Berbagai versi dapat kita temukan tentang asal muasal pemberian nama Sambas.  Namun terlepas dari itu semua Sambas merupakan sebuah wilayah yang memang cukup terkenal bahkan dari zaman kerajaan atau kesultanannya.  Sultan yang bijaksana dan panglima-panglima perang yang gagah yang hingga saat ini masih dapat terdengar cerita-ceritanya. Hal ini terbukti dengan kedamaian dalam keberagaman etnis yang dapat kita rasakan hingga sekarang. 

Tentu kedamaian ini merupakan suatu hal yang harus kita jaga, terutama dari pihak-pihak luar atau kelompok tertentu yang terkadang masuk dan bertentangan dengan kearifan dan budaya lokal Sambas. Tentu hal ini akan berpengaruh terhadap stabililtas kedamaian Sambas, kelompok tertentu ini biasanya menyebabkan perpecahan dimasyarakat, menggeser budaya, dan merestahkan masyarakat. Kelompok-kelompok ini masuk dengan mengatasnamakan agama, kegiatan sosial, kegiatan kemanusiaan, atau dengan kelompok tertentu yang pada akhirnya menggoyahkan keamanan dan dalam rentang waktu tertentu akan mengancam NKRI. 

Sebagai acuan, sebelum ormas-ormas yang mengatasnamakan agama atau kegiatan sosial masuk dan hadir dalam masyarakat, kehidupan berjalan normal, damai dan tidak ada perpecahan dimasyarakat karena rasa kekeluargaan yang tinggi, masalah yang timbul langsung diselesaikan dengan cara kekeluargaan tanpa mengatas namakan kelompok tertentu. Kemudian dengan hadirnya ormas atau kelompok tertentu yang bersifat radikal, masyarakat mulai terpecah kedalam berbagai golongan dan paham, dipecah perlahan dengan mengubah persepsi dan pemahaman, dan pada akhirnya memihak kepada suatu kelompok dan mulai hilang rasa kekeluargaan serta tenggangrasanya, dan ketika masalah timbul maka massa yang terprovokasi diarahkan dengan alasan solidaritas. Tentu hal ini akan menyebabkan perpecahan dan menimbulkan konflik serta dendam yang melibatkan kelompok masyarakat.

Kemudian kelompok masyarakat ini melakukan tindakan-tindakan yang tidak wajar dan bententangan dengan adat-istiadat atau kebiasaan masyarakat. Tindakan ini dilakukan dengan alasan menyalahi aturan agama atau dengan alasan tertentu yang sudah didokrinkan kepada kelompok masyarakat. Didaerah lain misalnya, kelompok masyarakat atau ormas terntu kerap menyebabkan keresahan karena aktivitasnya. Celakanya lagi kelompok-kelompok ini ditunggangi oleh pihak tertentu atau kepentingan tertentu yang perlahan mengubah tujuan ormas. Masyarakat dikumpulkan untuk mengikuti atau dibuat sepaham dengan kelompok tertentu, dengan ada massa dari kelompok tersebut, maka kelompok tersebut akan di pandang memiliki kekuatan, namun sudah menjadi rahasia umum terkadang kelompok ini akan di gunakan sebagai alat atau akan ditunggangi untuk kepentingan tertentu. Anggota dari kelompok ini tidak sadar karena akses info penungganan ini pasti tidak disebarkan ke anggota, dan pasti kelompok masyarkat ini dijadikan alat dan tameng bagi pemegang kepentingan. Penjajahan, itu mungkin istilah yang tepat. Penjajahan dengan cara pihak ketiga, dengan cara mengurangi atau menghilangkan rasa kekeluargaan dan persatuan, denga memecah masyarakat kedalam kelompok-kelompok tertentu kemudian kelompok ini akan saling serang dan menghujat. Perpecahan ini akan mengakibatkan terganggunya keamanan bahkan pasti akan mengancam NKRI.

Di Sambas khususnya, sejak zaman Kesultanan, masyarakat sudah hidup dengan rukun dan damai, perbedaan suku, budaya dan adat-istiadat bukan menjadi penghalang untuk kedamaian. Hal ini terbukti dengan masyarakat yang bisa hidup berdampingan dengan damai dan tenang, tanpa saling mengganggu, tanpa saling mengusik, tanpa saling menghujat. Meskipun Kesultanan Sambas merupakan Kesultanan Islam, namun sang Pemimpin Kesultanan tetap menghormati perbedaan, mentoleransi kebudayaan, serta menghargai adat-istiadat, sehingga tidak timbul perpecahan. Selama ini Sambas pada khususnya aman damai dan rukun, namun akhir-akhir ini setalah masuknya paham atau kelompok tertentu, masyakarat mulai resah dan terpecah, paham-paham yang dibawa oleh kelompok tertentu ini tidak cocok dengan kebiasaaan dan adat istiadat masyarakat Sambas. Muncul kelompok-kelompok tertentu yang mulai memecah persatuan masyarakat Sambas. Bibit adu domba mulai menancap di Sambas, dan kita harus memusnahkan bibit-bibit adu domba itu.  Paham atau kelompok tertentu ini menggeser kebiasaan dan budaya masyarakat, sehingga anggota dari kelompok ini akan memecah masyarkat, menimbulkan rasa tidak tenang, bahkan besar kemungkinan akan terjadi perselisihan yang membawa kelompok masyarakat. Kehidupan sudah berjalan, perekonomian sudah berjalan, pendidikan kesehatan serta pembangunan sudah berjalan, jangan sampai dengan masuknya kelompok atau paham tertentu semua kestabilan ini hancur.

Sambas sudah aman dan jangan sampai aliran-alliran atau kelompok tertentu yang bersifat radikal masuk dan berkembang di Sambas, karena tidak akan cocok dengan budaya dan kearifan lokal masyarakat Sambas. Sambas jangan jadi seperti daerah lain yang terpecah belah karena masuknya kelompok tertentu, terpecah belah karena paham tertentu, terpecah belah karena kepentingan tertentu, terprovokasi karena ucapan tertentu, kita adalah masyarakat Sambas dan pastinya kekerasan bukan budaya kita. Pengalaman perang di Sambas beberapa tahun yang lalu menjadi pengalaman dan bukti bahwa perpecahan itu tidak menyenangkan, perang itu tidak menyenangkan, perang itu tidak  menyehatkan, perang dan perpecahan itu menyulitkan segalanya, dan jangan sampai kejadian itu terulang karena masyarakat yang terpecah belah oleh paham dan kelompok tertentu. Kita berhak menolak paham-paham atau kelompok yang sudah terbukti merusak tatanan dan kesatuan masyarakat untuk hadir di Sambas. Kehidupan masyarakat kita MASYRAKAT SAMBAS sudah aman. Masyarakat Sambas jangan sampai terprovokasi, tetaplah kita bersatu sebagai MASYARAKAT SAMBAS bagian dari NKRI.  Sesuai dengan petikan dari Presiden Pertama kita bapak Seokarno “ KALAU JADI ISLAM JANGAN JADI ORANG ARAB, KALAU JADI KRISTEN JANGAN JADI ORANG YAHUDI, TETAPLAH MENJADI ORANG INDONESIA DENGAN ADAT-BUDAYA NUSANTARA YANG KAYA RAYA INI”.  Sambas tidak kekurangan ulama, tidak kekurangan orang pintar, tidak kekurangan masyarakat yang peduli, jadi yang dari luar atau  yang radikal atau bertentangan dengan adat-istiadat Sambas  tidak perlu masuk ke Sambas. 

Sambas dah aman be wa’ , dah tannang hidup kitte to’ be, kitte dah merasekannye gemane sakitnye waktu beparrang taon 90’ an e,,, jangan na’ terulang age’ be wa’, urrang nak tetungging ke tetungkup ke kak atinye, nang pantig kitte tattap besatu be wa’ tattap besatu urrang Sambas be wa’ apepun suku dan agama eng, tatap urrang Sambas. Kitte Sambas indaan kekurangan ulama’ daan kekurangan urrang pintar daan kekurangan masyarakat nang peduli be wa’, jadi inddan parlu yang dari luar na’ masok ke kitte be wa’ 

Kamis, 11 Mei 2017

JANGAN HANCURKAN DAKWAH DENGAN SIKAPMU YANG NGAWUR DAN TIDAK DEWASA KH. Musthifa Bisri

Info Sambas - 
KH. Musthofa Bisri
*_Renungan Gus Mus (KH MUSTHOFA BISRI)_*
JANGAN HANCURKAN DAKWAH DENGAN SIKAPMU YANG NGAWUR DAN TIDAK DEWASA       .         
 
Saya kadang merasa aneh melihat saudara saya *umat Islam* yang memiliki sifat seperti anak-anak, ingin menang sendiri, mudah marah dan memaksakan kehendaknya agar orang lain sama dengan dirinya... Padahal Alquran sudah mengatakan untuk Berbuat Adil, karena itu bisa mendekatkan kepada ketaqwaan.... Tapi begitulah sifat anak2, kadang tidak bisa menerima nasehat yang baik, sekalipun untuk dirinya sendiri
"Atheis dimusuhi karena tidak bertuhan.
Bertuhan dimusuhi karena tuhannya beda.
Tuhannya sama dimusuhi karena nabinya beda.
Nabinya sama dimusuhi karena alirannya beda.
Alirannya sama dimusuhi karena pendapatnya beda. Pendapatnya sama dimusuhi karena partainya beda. Partainya sama dimusuhi juga, karena pendapatannya beda".
Apa kamu mau hidup sendirian di muka bumi untuk memuaskan nafsu keserakahan?.
Kau tahu apa yang dilakukan Sayyidul Wujud Muhammad SAW pada seorang *yahudi tua yang tiap hari meludahi & melempari kotoran padanya?* Ia jenguk dan doakan sang yahudi ketika yahudi itu sakit.
Kau tahu apa yang dilakukan Muhammad SAW pada seorang *yahudi buta yang tiada hari tanpa mencacinya?* Ia suapi setiap hari dengan tangannya sendiri yang mulia, tanpa sang yahudi tahu bahwa yang menyuapinya adalah Muhammad SAW yang selalu ia caci.
Itulah Islam. _*Ber-Islamlah seperti Islam-nya Muhammad SAW, bukan Islam ala egomu*_.
Jangan sampai kau hanya ber-Islam, tapi kau kehilangan Muhammad SAW
Jangan lemahkan Islam yang kuat dengan tindakan kerdilmu.
Jangan hinakan Islam yang suci dengan perbuatan nista.

Rabu, 10 Mei 2017

MAKAN “BESAPRAH” WARISAN BUDAYA MELAYU SAMBAS YANG TERLUPAKAN

Info Sambas - MAKAN “BESAPRAH” WARISAN BUDAYA MELAYU SAMBAS YANG TERLUPAKAN Melayu Sambas, memang tidak asing terdengar ditelinga kita. Apalagi kata Sambas yang memang terkenal baik dalam bidang adat budayanya. Mulai dari tarian, kerajinan tangan, sampai nama Imam Besar yang mendunia. Berbicara tentang etnis melayu terutama etnis Melayu Sambas, tentu tidak lepas dari budaya atau adat istiadat dalam hal makan. 

Hal ini tercermin dari adanya budaya atau kebiasaaan makan bersama baik dalam acara tertentu atau sehari – hari dirumah. “ Besaprah” atau “ Nyaprah” salah-satunya, yang merupakan suatu kebiasaan makan bersama yang biasanya terdiri dari enam orang dengan lauk terpisah yang dimakan bersama-sama. Besaprah merupakan salah satu warisan budaya Melayu Sambas yang mencerminkan kebersamaan dan mengandung filosofi-filosofi serta mengandung kearifan lokal yang mencerminkan kehidupan sehari-hari. 

Dalam makan “besaprah”, satu saprah ( 1 kelompok makan ) terdiri dari enam orang dengan 6 buah piring dan satu baskom atau satu bakul kecil nasi, dan dilengkapi dengan berbagai lauk pauk serta dengan 6 gelas air minum serta lengkap dengan alat cuci tangan dan lap tangan. Makan besaprah merupakan budaya warisan leluhur yang saat ini mulai tergeser oleh budaya luar yang masuk.

Tentu hal ini lama-kelamaan akan menghapus budaya dan kearifan lokal dan pastinya generasi muda tidak akan kenal dan tau dengan warisan budaya nenek moyangnya. Makan besaprah dalam kehidupan Melayu Sambas biasanya dilaksanakan di acara-acara hajatan seperti “ Tappong Tawar “ ( Selamatan Bayi ), Nikahan, Sya’banan, atau acara lain yang sifatnya tamu diundang untuk makan bersama. Namun dalam adat tradisi dan budaya Melayu Sambas, makan besaprah juga dilakukan dirumah ketika makan bersama keluarga.
Hal ini tentunya akan mempererat ikatan kekeluargaan dengan makan bersama. Semoga warisan budaya Melayu Sambas khususnya “Makan Besaprah” ini akan selalu lestari dan memperkaya budaya negara Indonesia. 
 Mari kita lestarikan Budaya Makan Besaprah Melayu Sambas.

Senin, 08 Mei 2017

Sekilas Kabupaten Sambas

Kabupaten Sambas adalah sebuah daerah yang merupakan hasil pemekaran wilayah kabupaten pada tahun 2000. Kabupaten Sambas memiliki luas wilayah 6.395,70 km² dengan panjang garis pantai sekitar ± 128,5 km dan merupakan salah satu kabupaten yang berbatasan langsung baik didarat, air, dan udara dengan negara luar. Kabupaten Sambas terdiri dari 19 kecamatan, dengan sebagian besar penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani dan nelayan, serta penduduk utamanya merupakan etnis Melayu, dayak, dan China. 



Temajuk Surga Wisata Di Ekor Borneo

Info Sambas - Kabupaten Sambas merupakan sebuah kabupaten  yang memiliki panjang garis pantai ± 128,5 km, dan merupakan salah satu kabupaten yang berbatasan langsung dengan negara luar. Kabupaten yang identik dengan sebutan Serambi Mekah ini menyimpan banyak pesona wisata pantai yang tidak kalah indah dari pantai-pantai indah lainnya. 

Sebut saja Temajuk, sebuah desa terdepan diekor kalimantan dengan hamparan pasir pantai dan air laut yang bersih.  Temajuk merupakan sebuah desa yang berada di Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas yang berjarak sekitar 110 Km dari ibu kota Kabupaten Sambas.
Perjalan menuju surga wisata pantai Temajuk ini dapat di tempuh menggunakan motor maupun mobil, dan pastinya lelahnya perjalanan akan terbayar dengan keindahan alam dan pantai yang masih sangat alami. 

Wisata pantai Temajuk ini juga telah dilengkapi dengan penginapan dan sarana air bersih  yang tentunya sangat mendukung dan memudahkan untuk menginap, serta lokasi penginapan menghadap langsung ke arah laut dan pastinya aman dan tentam.


sekian dulu info Temajuk ya,,,, nanti di sambung :)

HTI DIBUBARKAN


Info Sambas - 

*PERNYATAAN* *PEMERINTAH*
*TENTANG*
*ORMAS HIZBUT TAHRIR INDONESIA (HTI)*
1. Sebagai ormas berbadan hukum, HTI tidak melaksanakan peran positif untuk mengambil bagian dalam proses pembangunan guna mencapai tujuan nasional.
2. Kegiatan yang dilaksanakan HTI terindikasi kuat telah bertentangan dengan tujuan, azas, dan ciri yang berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Ormas.
3. Aktifitas yang dilakukan nyata-nyata telah menimbulkan benturan di masyarakat yang dapat mengancam keamanan dan ketertiban masyarakat, serta membahayakan keutuhan NKRI.
4. Mencermati berbagai pertimbangan diatas, serta menyerap aspirasi masyarakat, Pemerintah perlu mengambil langkah–langkah hukum secara tegas untuk membubarkan HTI. 
5. Keputusan ini diambil bukan berarti Pemerintah anti terhadap ormas Islam, namun semata-mata dalam rangka merawat dan menjaga keutuhan NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945.
*Jakarta, 8 Mei 2017*
*Tertanda* 
*Menko Polhukam*